Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tunggakan Rekening Listrik Bengkak Rp 10 M

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Tunggakan rekening listrik PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) persero pada bulan Oktober membengkak menjadi Rp 10 miliar dari bulan sebelumnya. Pada bulan September, tunggakan rekening listrik hanya sekitar Rp 4 miliar  saja.

Tunggakan rekening listrik itu membengkak karena ada salah satu industri besar yang mokong bayar rekening pada bulan Oktober hingga Rp 6 miliar.  Besarnya tunggakan itu dinilai mengganggu kinerja keuangan PLN.

Manager PLN area Banyuwangi Dwi Alfan Junaedi melalui Asisten Manager Pelayanan Administrasi,  Didik Hendro Utomo, PLN telah melakukan pendekatan pada pelanggan dengan jumlah kebutuhan listrik fantastis tersebut untuk mencari jalan keluar.

“Kita sudah duduk bersama untuk membicarakan hal ini. PLN memberi toleransi. Namun tetap ada batasnya,” terang Didik.  Didik mengungkapkan, jika industri dengan pemakaian listrik di atas 20 juta watt tersebut tidak  bisa melunasi pada waktu tambahan yang telah  diberikan, terpaksa PLN akan memberi ketegasan  dengan pemutusan aliran listrik.

Pihak PLN mengaku  tidak serta merta memberikan sanksi. Tetapi sudah melewati beberapa tahap seperti peringatan, sanksi  administrasi hingga mediasi. Sementara itu, komponen terbesar pelanggan yang menunggak sebenarnya adalah rumah tangga.

Dari 442.850 pelanggan PLN per September lalu, 88 persen atau sekitar 300 ribu pelanggan diantaranya adalah pelanggan rumah tangga dengan pemakaian daya listrik 450 VA dan 900 VA. “Rata-rata tunggakan  mencapai tiga bulan. Ada yang sampai empat bulan,”  ucap Didik. 

Upaya pemutusan terhadap pelanggan yang  menunggak melebihi batas waktu juga rupanya  tidak mudah. Petugas PLN di lapangan kerap berbenturan dengan pelanggan saat hendak melakukan pemutusan sambungan listrik. 

Menurut Didik, kesadaran pelanggan untuk membayar listrik tepat waktu masih sangat rendah. Apalagi ketika momen kebutuhan tinggi seperti Lebaran, musim tanam atau tahun ajaran baru, masyarakat cenderung mengesampingkan kewajiban pembayaran rekening listrik.

“Masyarakat kita masih memiliki kecenderungan untuk membayar ketika petugas sudah mendatangi pelanggan. Itu pun tidak semua. Sering kedatangan petugas disambut dengan ancaman kekeraan oleh pelanggan,” bebernya. 

Sisi lain, tunggakan terjadi karena ada kecurangan yang dilakukan payment point online bank (PPOB) PLN. Petugas PPOB kerap menarik tagihan listrik ke pelanggan tetapi tidak menyetorkan ke PLN. (radar)