Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

UKG Masih Carut-marut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tidak Dapat Soal, Tiga Peserta Gagal

BANYUWANGI – Carut-marut pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) di Banyuwangi ternyata masih berlangsung. Setelah hari pertama diwarnai ngadatnyainternet, kali ini masalah teknis kembali mendera peserta UKG. Sedikit- nya tiga calon peserta gagal mengikuti UKG lantaran tidak mendapat soal yang ditayangkan lewat situs internet tersebut.

Para peserta yang gagal mengikuti UKG kali ini adalah para guru SMP yang mengajar bidang studi bahasa Daerah, khususnya guru bahasa Daerah yang usianya relatif muda. Tanpa diketahui sebabnya, komputer yang mereka hadapi ternyata tid ak menampilkan soal. Padahal, guru-guru yang mengajar bidang studi lain yang mengikuti UKG di ruang dan waktu yang sama, tidak mengalami gangguan serupa.

Tidak hanya itu, guru bahasa Daerah yang telah berusia sekitar 50 tahun juga me ngalami kendala yang tidak kalah pelik. Bagaimana tidak, guru-guru bahasa Daerah yang ter golong senior itu ternyata tidak mendapatkan soal sesuai sertifikasi mereka. Materi soal yang mereka dapatkan dari situs internet itu adalah soal bimbingan dan konseling (BK).

Pengawas UKG di SMKN 1 Glagah, Sabari mengatakan, mes-kipun soal UKG yang diterima ti dak sesuai sertifikasinya, para guru bahasa Daerah yang su-dah senior itu terpaksa tetap mengerjakan soal yang mereka terima. “Sedangkan guru ba-hasa Daerah yang usianya relatif masih muda, tidak bisa me ngikuti UKG lantaran komputer yang digunakan tidak me-nampilkan soal.

Mereka akan mengikuti UKG pada periode mendatang,” jelas Sabari. Sekadar diketahui, sejak hari Se nin (30/7) hingga kemarin, para guru yang mengikuti UKG adalah mereka yang mengajar di SMP. Mulai hari ini sampai Senin pekan depan (6/8), UKG akan diikuti guru SMA. Selanjutnya, giliran guru tingkat SD. “UKG untuk guru SD akan di lakukan mulai tanggal 7-10 Agustus mendatang,” papar Sabari.

Sementara itu, ada yang menarik dari pelaksanaan UKG yang notabene masih pertama kali dilakukan di tingkat nasional tersebut. Pasalnya, meskipun waktu ujian masing-masing peserta hanya dua jam, tapi rata-rata peserta berada di ruang ujian selama 2 jam 30 menit. “Yang 30 menit di gunakan untuk uji coba,” pungkas Sabari. Seperti pernah diberitakan, hari pertama UKG yang di laksanakan di SMKN 1 Glagah, SMAN 1 Glagah, SMAN 1 Giri, dan SMAN 1 Banyuwangi, pada Senin (30/7) tersendat.

Ratusan peserta tidak bisa mengakses situs yang menayangkan soal-soal UKG tersebut. Hal itu mengakibatkan pelaksanaan ujian molor dari jadwal yang ditentukan. Kejadian itu dibenarkan Kadispendik Sulihtiyono. DIkatakannya, kasus serupa tidak hanya terjadi di Bumi Blambangan melainkan di seluruh Indonesia.

“Kendalanya sama se-Indonesia, yaitu para peserta tidak bisa mengakses soal,” ujarnya. Hal senada dilontarkan pengawas UKG di SMAN 1 Giri, Hu sin Matamim. Dia merinci, saat UKG gelombang pertama di hari pertama berlangsung, internet tidak bisa diakses. Beruntung, masalah serupa tidak lagi terjadi pada UKG gelombang kedua. (radar)

Kata kunci yang digunakan :