Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Uniba Ditunjuk sebagai Kampus Pendampingan BK

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

unibaBANYUWANGI – Rencana pemerintah memberlakukan kurikulum baru pada tahun ini tentunya akan membawa konsekuensi. Jika dilihat secara mendalam, kurikulum 2013 yang akan diimplementasikan secara bertahap lebih menitikberatkan pada fungsi guru Bimbingan Konseling (BK) untuk pengembangan karakter siswa. Inilah materi pokok bahasan pada seminar nasional dan workshop yang digelar dua hari di Kampus Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) pada Sabtu (8/6).

Seminar yang dibuka langsung oleh Bupati Abdullah Azwar Anas itu juga dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Drs Sulihtiyono, Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno, serta pejabat rektorat Uniba. Sementara nasa rumber yang hadir adalah Prof Dr Prayitno, Dr Marjohan, Dr Riska Ahmad.

Dalam sambutannya, Rektor Uniba Drs H Teguh Sumarno menjelaskan tantangan yang harus segera diluruskan adalah seharusnya guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah adalah konselor yang mendidik, bukan dianggap sebagai momok yang ditakuti oleh siswa. “Peran guru BK dalam implementasi kurikulum 2013 akan semakin penting,” katanya. Menurut Teguh, guru BK memiliki tugas untukmemberikan pendampingan secara intensif kepada  siswa.

Diharapkan, siswa dapat memilih sesuai dengan kemampuan, bakat, serta minatnya. Tidak hanya itu, seminar yang diikuti lebih dari 400 peserta yang terdiri dari dosen, guru, konselor profesional, kepala dan pengawas sekolah, serta mahasiswa ini bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang posisi BK dalam kurikulum 2013, mengembangkan wawasan dan meningkatkan kompetensi konselor dalam menghadapi kurikulum 2013, mengetahui fungsi dan peran BK dalam kurikulum 2013, dan menjadikan kurikulum 2013 sebagai momentum untuk semakin mengukuhkan BK sebagai sebuah profesi yang mapan.

“Dalam kesempatan ini, Uniba akan bertekad untuk memberikan pendampingan terhadap guru BK. Hal ini dibuktikan dengan kesepakatan dengan Universitas Padang. Dan di Jawa Timur, kampus yang memberikan pendampingan BK ini hanya ada di Uniba,” jelas Rektor yang hobi bermain bulutangkis itu. Sementara itu, Bupati Anas dalam sambutannya memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini.

Menurut Anas, sejak 1,5 tahun ini, Pemkab Banyuwangi telah melakukan diskusi dengan Dinas Pendidikan dan kepala sekolah untuk menyikapi hasil penelitian yang mengatakan jika kenakalan anak terjadi antara di rumah dan sekolah. Berbagai kasus yang muncul anak tidak memiliki tempat untuk mencurahkan masalah. “Untuk itu, saya mendukung jika peran BK harus segera direvitalisasi. Diharapkan peran BK dapat membangun komunikasi yang baik dengan siswa,” jelas Anas.

Hal senada juga dikatakan oleh salah satu narasumber Prof Dr Prayitno. Menurut dia, tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya. Dalam hal ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat, berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

“Dengan demikian peserta dapat mengetahui bagaimana guru BK memberikan pendampingan dan arahan kepada siswa secara berkelanjutan, bagaimana guru BK mengidentifi – kasi apa yang diminati dan masalah yang dihadapi siswa, serta bagaimana metode monitoring dan konseling yang seharusnya dilakukan sesuai kurikulum baru ini,” katanya. (radar)