Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Upacara Harjaba tanpa Bupati

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Upacara bendera peringatan Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-244 berlangsung sederhana di halaman kantor Pemkab Banyuwangi pagi kemarin (18/12). Upacara bendera tersebut diikuti ratusan pegawai di lingkungan pemerintah daerah berjuluk The Sunrise of Java ini.

Namun sayang,  pada upacara bendera momen penting bagi masyarakat Bumi Blambangan kali ini berbeda dengan upacara harjaba edisi tahun-tahun sebelumnya. Bila upacara bendera peringatan Harjaba biasanya dihadiri bupati atau wakilnya, kali ini upacara berlangsung tanpa bupati.

Penyebabnya, Kabupaten Banyuwangi memang belum punya bupati definitif. Masa jabatan pasangan bupati-wakil periode sebelumnya sudah habis sejak 21 Oktober 2015 lalu. Sedangkan calon bupati peraih suara terbanyak masih belum saatnya dilantik.

Sedangkan Penjabat Bupati  (Pj) Bupati Zarkasi berhalangan  hadir dalam upacara peringatan Harjaba ke-244 tersebut. Sebab, di saat bersamaan, pria yang  juga menjabat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bappemas) Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut harus berada di Surabaya untuk mengantarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2016.

Sementara itu dalam upacara pagi kemarin, para pegawai pemkab kompak mengenakan seragam batik khas Banyuwangi. Bukan hanya mengenakan seragam batik, pegawai laki-laki juga mengenakan penutup kepala khas pria suku Oseng yakni udeng.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono yang didaulat menjadi inspektur upacara mengatakan, momentum Harjaba menjadi ajang untuk merefleksi kinerja seluruh pegawai demi kemajuan Banyuwangi.

“Maka dari itu, kita mengelar peringatan Harjaba dengan cara sederhana. Syukur alhamdulillah, berkat kekompakan semua pihak kita herbal membawa mewangikan nama Banyuwangi hingga seperti ini. Paten kita banyak dikenal dan dikagumi, sederet prestasi berhasil ditorehkan, semua tidak lain kerja keras dan kerja nyata seluruh rakyat Banyuwangi,” ujarnya.

DaIam kurun Waktu 2010-2015, imbuh Sekkab Slamet, Banyuwangi meraih capaian yang positif di berbagai bidang. Hal itu diantaranya tercermin dari tren pertumbuhan ekonomi beberapa tahun terakhir yang di atas rata-rata Jatim dan nasional. Inflasi Banyuwangi yang terkendali sempat menjadi yang terendah di Pulau Jawa.

“Banyuwangi sendiri, kurun lima tahun ini memperoleh lebih penghargaan tingkat regional hingga intemasional,” tuturnya. Apresiasi juga datang dengan banyaknya kunjungan berbagai pemerintahan daerah untuk menimba ilmu ke Banyuwangi.

“Semua capaian ini menunjukkan kalau Banyuwangi terus bertransfomasi menjadi lebih baik. Kami meminta agar semua prestasi ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan dengan baik,” pintanya. Dalam upacara ini juga diserahkan sejumlah penghargaan dan bantuan.

Salah sanmya adalah penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional Tahun 2015 kepada SDN 4 Penganjuran, SDN 2 Tampo, dan SMAN 1 Giri. Dalam kesempatan itu, ada juga penyerahan simbolis bantuan tiga unit traktat dan 31 unit mesin tanam padi (Rice tramplanter) dari Kementerian Pertanian RI kepada kelompok tani di Banyuwangi.

Saat itu juga diserahkan sertifikat hak tanah kepada nelayan dan pembudidaya ikan, 300 sertifikat milik nelayan dan 500 milik pembudidaya ikan. (radar)