Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Vaksin Polio tak Mengandung Babi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Lauching-PIN-Polio-di-Puskemas-Sumberberas,-Kecamatan-Muncar,-Selasa-lalu-mendapat-sambutan-dari-warga-sekitar-lokasi

Bupati Anas Tegaskan tak Mengandung Minyak Babi

BANYUWANGI – Gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio serentak di seantero Banyuwangi dimulai. Pencanangan PIN Polio 2016 tersebut dilakukan langsung Bupati  Abdullah Azwar Anas di Puskesmas Sumberberas, Kecamatan Muncar, Selasa (8/3).

Melalui gerakan tersebut, Pemkab Banyuwangi  menargetkan seluruh anak usia 0 bulan sampai 59 bulan mendapat vaksin polio. Di seluruh wilayah Banyuwangi, jumlah anak  dengan rentang usia 0 bulan sampai 59 bulan  tersebut mencapai 119.041 jiwa.

Bupati Anas mengatakan, imunisasi diharapkan  bukan sebatas kegiatan rutin. Imunisasi juga diharapkan menjadi sarana kampanye hidup sehat kepada masyarakat. “Imunisasi  ini tidak hanya sebatas rutinitas belaka, tapi  harus menjadi bagian dari kampanye hidup  sehat,” ujarnya.

Pada kesempatan peluncuran PIN Polio 2016 di Banyuwangi tersebut, Bupati Anas bersama  istri, Ipuk Festiandani Abdullah Azwar Anas, melakukan imunisasi kepada satu anak. Anas berharap, pada PIN Polio 2016 ini jumlah anak yang divaksin mencapai seratus persen atau sama dengan capaian tahun lalu.

Sebab, berdasar data Dinas Kesehatan  (Dinkes) Banyuwangi, cakupan imunisasi  polio pada 2014 hanya 95 persen. “Mari saling mengingatkan agar semua bayi dan balita bisa mendapatkan vaksin polio,” serunya. Bupati Anas meminta masyarakat tidak terpengaruh  dengan informasi yang beredar di  media sosial bahwa vaksin yang digunakan  mengandung babi, sehingga imunisasi tersebut  dikategorikan haram.

”Saya buka Twitter dan bahkan di WhatsApp ada yang menyebar isu bahwa imunisasi haram karena mengandung bahan yang haram. Saya tegaskan itu  tidak benar,” tegasnya. Anas menambahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyatakan imunisasi  halal.

“Selain itu, kita semua ingin anak-anak kita tumbuh sehat. Saya juga berkomunikasi dengan para tokoh agama agar dalam ceramahnya menyelipkan pesan bahwa imunisasi itu halal,” imbuhnya.  Masih menurut Anas, ke depan imunisasi diharapkan  terintegrasi dengan program penguatan  sumber saya manusia (SDM).

Pemkab Banyuwangi  memiliki program Banyuwangi Emas untuk menyiapkan SDM berkualitas pada jangka waktu 30 tahun sampai 40 tahun ke depan. “Sehingga imunisasi ini sejalan dengan program pendidikan  pranikah, pendidikan bagi ibu hamil, dan parenting yang kini sedang disiapkan semua modul dan program teknisnya,” tutur Anas.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi,  dr Widji Lestariono, mengatakan PIN  dilaksanakan mulai 8-15 Maret 2016. PIN diselenggarakan  di berbagai tempat, mulai posyandu,  puskesmas, polindes, dan pos-pos yang  didirikan di sejumlah titik strategis.

“Semua  balita akan dapat imunisasi polio. Bukan hanya  bayi balita yang belum pernah mendapat vaksin polio, balita yang sudah diimunisasi polio juga akan mendapat vaksin tersebut,” cetusnya pria  yang karib disapa Rio tersebut. Untuk memastikan semua balita mendapat imunisasi, kata Rio, para kader posyandu akan  mengunjungi rumah sasaran balita.

”Targetnya seluruh sasaran. Kami sudah sosialisasi lewat Forum Komunikasi Imunisasi yang anggotanya terdiri dari kader PKK, organisasi wanita, dan  kader posyandu,” pungkasnya. (radar)