Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Waduk Bajulmati Rp 420 Miliar Segera Beroperasi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Waduk-Bajulmati-Jadi-Destinasi-Wisata-Baru

DIBANGUN sejak 2006, Waduk Bajulmati yang berlokasi di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, tersebut diproyeksi mampu mengairi 1.800 hektare (Ha) lahan. Yang pasti, lahan-lahan pertanian di wilayah  Wongsorejo akan tertolong  dengan kehadiran Waduk Bajulmati tersebut.

Sebab, air dari waduk mengalir sampai jauh ke desa-desa di Wongsorejo. Jika bendungan 10 juta meter kubik air tersebut beroperasi, lahan persawahan di Ba nyuwangi  bagian utara yang selamaini hanya bisa dipanen sekali dalam setahun akan dapat dipanen minimal dua kali per tahun.

Pembangunan Waduk Bajulmati melalui tahap studi yang panjang. Survei lokasi dilakukan pada tahun 1980 dan studi kelayakan pada 1984. Selanjutnya, dilakukan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan dampak sosial ekonomi pada 2004.

Setelah itu, dilakukan proses pembebasan lahan secara bertahap hingga tahun 2006. Setelah pembebasan lahan tuntas, proses pengerjaan awal dilakukan pada 2006, yakni pembangunan terowongan pengelak aliran air dan  rehabilitasi saluran primer sepanjang  empat kilometer (km).

Pembangunan tahap II dilakukan mulai November 2008 melalui pengerjaan galian dan fondasi. Pada 2010, proses pembangunan sempat terhenti karena ada revisi desain fondasi lantaran fondasi yang telah dibangun mengalami perembesan.

Selanjutnya, pembangunan fondasi dilanjutkan pada 2011. Hingga akhirnya pembangunan waduk dengan luas daerah genangan mencapai 91,93 Ha itu tuntas tahun 2015. Meski pembangunan fisik sudah tuntas, waduk yang berlokasi di perbatasan Banyuwangi dan Situbondo itu tidak serta-merta mampu memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.

Untuk menuju tahap tersebut langkah penting lain dilakukan tepat 1 Desember 2015 melalui kegiatan pengisian awal (impounding) Waduk Bajulmati. Pengisian awal itu ditandai dengan penutupan pintu terowongan pengelak aliran air oleh Direktur Jenderal (Dirjen)  Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan  Rakyat (PU-Pera), Mudjiaji.

Kini empat bulan setelah proses pengisian dimulai, waduk yang membendung Sungai Bajulmati  yang berhulu dari Gunung Ijen itu sudah hampir penuh. Ketinggian genangan air di waduk tersebut  sudah 77,5 meter dari total ketinggian mercu bendung yang mencapai 90 meter.

Artinya, waduk yang akan mampu mengairi  1.400 lahan pertanian di wilayah Banyuwangi utara dan 400 lahan di wilayah Situbondo itu segera dapat dioperasikan. Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen Waduk Bajulmati, Amos Sangka, mengatakan waduk tersebut akan terisi optimal pada Maret atau April.

Waduk Bajulmati memanfaatkan sumber  mata air Sungai Bajulmati yang berhulu di kawasan Gunung Ijen. “Kita perkirakan sekitar Maret-April waduk ini sudah terisi optimal. Saat musim kering ini debit sungai memang hanya 1,5 meter per detik, tapi sekitar akhir Desember yang sudah masuk musim hujan kita prediksi debit Sungai  Bajulmati mencapai 100 meter  kubik sampai 300 meter kubik per detik,” ujarnya dikonfirmasi  dalam acara impounding Waduk  Bajulmati awal Desember lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi, Guntur Priambodo, mengatakan jika Waduk Bajulmati sudah terisi penuh, maka bendungan  tersebut bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh masyarakat.

“Saat ini juga masih terus dilakukan pengembangan jaringan sekunder sepanjang dua kilometer untuk menghubungkan Waduk Bajulmati dengan lahan pertanian warga,” cetusnya. Masih kata Guntur, Waduk Bajulmati nanti akan mengairi 1.800 lahan pertanian—baik padi maupun palawija—di wilayah  Banyuwangi dan Situbondo.

“Setelah ada Waduk Bajulmati, luas lahan pertanian yang bisa dialiri air 1.800 Ha dengan IP 300 persen. Juga akan dibangun dua mikrohidro di Desa Watukebo dan sekitarnya,’’ tandas doktor  teknik lingkungan lulusan ITS  tersebut. (radar)