Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Wapres Jusuf Kalla Resmikan Pabrik Semen dan Terminal LPG di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Mampu Menampung 10 Ribu Ton

KALIPURO – Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin menginjakkan kaki di Bumi Blambangan. Agenda utama kunjungan adalah meresmikan pabrik pengepakan semen Bosowa dan Terminal Liquid Petrolium Gas (LPG) di Kelurahan Bulusan.

“LPG dan semen saat ini menjadi salah satu kebutuhan yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat. Semen dan kayu adalah bahan pokok pembangunan,” ujar jusuf Kalla usai meresmikan dua pabrik tersebut. Rendahnya penjualan dua produk itu, lanjut JK, menunjukkan sedang adanya penurunan pembangunan. Karena itu dengan adanya pabrik semen Bosowa di Banyuwangi menjadi wujud jika kabupaten ini mendukung pembangunan nasional.

“Apalagi dengan dipermudahnya perizinan dari PT. Bosowa,” imbuhnya. Bagaimana dengan LPG? Menurut JK, elpiji sudah menjadi kebutuhan masyarakat sejak konversi dibedakukan tahun 2007. Industri maupun rumah tangga sangat membutuhkan kemudahan memperoleh LPG. Apalagi jika sempat terjadi kelangkaan LPG di Mayarakat.

“Untuk cek pembangunan tinggal kita lihat statistik pembelian semen. Jadi keberadaan pabrik ini sangat dibutuhkan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini jauh dari tempat produksi. Semua ini mudah karena Jatim dan Banyuwangi yang memberikan kemudahan dan keterbukaan untuk mempermudah akses ekonomi,” tegas politikus dari Partai Golkar itu.

Ketika meresmikan pabrik pengepakan semen Bosowa dan LPG, Wapres JK didampingi Chairman PT. Bosowa, Erwin Aksa. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menkominfo Rudiantara, Gubernur Jatim Soekarwo juga hadir.

Mantan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi, Yudi Crisnandi juga hadir mendampingi JK. Erwin Aksa menjelaskan, saat ini terminal LPG milik Bosowa mampu menampung 4 x 2.500 ton LPG atau setara dengan 10 ribu ton LPG.

Dengan jumlah tersebut, Bosowa dapat memenuhi kebutuhan dari beberapa kabupaten di sekitar Banyuwangi, seperti Situbondo, Bondowoso. Jember, Probolinggo. Bahkan, jika dibutuhkan, pihaknya bisa melakukan backloading dengan mengirim LPG ke daerah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Salah satu keuntungan dari keberadaan terminal LPG di Banyuwangi adalah kecepatan pengiriman dan lebih hemat dari distribusi, karena selama ini semua yang ada di Jatim dikirim dari Gresik,” ujar keponakan Jusuf Kalla tersebut.

Dia menambahkan, posisi Banyuwangi saat ini cukup bagus untuk iklim industri. Meski Terminal LPG baru beroperasi pada Bulan Oktober lalu, namun prospeknya sudah cukup baik. Erwin menargetkan jika memebangun proyek dari Pertamina untuk mengembangkan terminal LPG di Jawa Timur, pihaknya akan membuka lagi beberapa terminal LPG.

“Saat ini kapasitas terminal LPG 10 ribu ton dengan kapasitas pelabuhan 25 ribu ton. Kita target ke depan bisa membuka lagi terminal di Madura dan Probolinggo sehingga bisa menampung 80 ribu ton LPG dengan penyebaran yang lebih luas,” jelasnya.

Sedangkan untuk pabrik pengepakan semen sendiri, perusahaannya mampu memproduksi 1,8 juta ton semen per tahun. Dengan produksi harian mencapai 5.500 ton. Namun saat ini pabrik cabang ke tiga dari PT Bosowa itu sedang mengalami penurunan, sehingga hanya menargetkan 70 persen produksi dari kapasitas maksimal.

“Banyuwangi posisinya baik, punya pelabuhan besar dan eiisiensi transportasi yang sesuai. Tapi mungkin usaha dengan investasi sebesar Rp 1,2 triliun ini sedang memperoleh efek dari melemahnya pembangunan,” ujarnya.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo menambahkan, bahwa penumbuhan Jatim terus meningkat. Meski sektor industri mengalami penurunan, tapi keberadaan industri semen memberikan PDRB sebesar Rp 20 triliun kepada Provinsi Jatim. Dia berharap ke depan pemerintah pusat dapat membantu kemudahan itu dengan menambah jalur kereta api menjadi double track dan penambahan angkutan di Pelabuhan Pelindo lll.

“Selain industri dibutuhkan, juga penunjang distribusi. Kami rasa jika LPG dan Semen bisa diangkut dengan kereta dan mempermudah distrubusinya ke seluruh wilayah Jawa Timur,” ujar Pakde Karwo, panggilan  akrabrrya.  Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Banyuwangi terus berbenah dalam upayanya mengembangkan ekonomi.

Dengan berbagai kemudahan birokrasi, Banyuwangi menjadi kabupaten ketiga di Indonesia yang paling diminati Investor. “Kita hanya berada di bawah Surabaya dan Sidoarjo. Komitmen kita terus mengembangkan inovasi dan layanan. Namun saya juga berharap pemerintah pusat mempermudah jalur birokrasinya. Salah satunya izin pembuatan cable car di Kawah Ijen yang sampai saat ini belum disetujui,” kata Anas.

Kunjungan awal JK dilakukan di sekolah pilot yang berada tak jauh dari terminal Bandara Blimbingsari. Begitu tiba sekitar pukul 11.55, JK langsung diantar menuju Sekolah Pilot Balai Pendidkan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BPSB).

Di sana JK mengamati beberapa fasilitas yang ada di sekolah tersebut.  Kunjungan selanjutnya berpindah ke temtinal bandara baru yang juga masih berada satu kompleks dengan Bandara Bllmbingsari. Didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, JK diajak berkeliling ke seluruh bagian dari green airport.

JK tampak terkesan saat Anas menjelaskan beberapa fasilita bandara yang selama ini tidak ditemui di tempat serupa. Seperti penggunaan kayu ulin sebagai interior serta tidak digunakannya air conditioner (AC) untuk seluruh gedung bandara.

“Konsep green airport ini selain meminimalisasi penggunaan listrik, juga kita gunakan bahan-bahan beku seperti kayu ulin ini. Ada juga kolam yang kita gunakan sebagai pengatur kelembaban ruangan,” ujar Anas sambil mengajak JK berkeliling.

Setelah puas berkeliing grren airport, JK langsung bertolak menuju Pendapa Sabha Swagata Banyuwangi untuk jamuan makan siang. Di sepanjang jalan, ratusan anak sekolah tampak menyantuni kedatangan mantan Ketua PMI itu sambil melambai-lambaikan bendera merah putih.

Di Pendapa, JK langsung diajak bertemu dengan tokoh lintas suku dan agama yang ada di Banyuwangi. Secara singkat, JK pun berdialog dengan para pemuka agama yang hadir dengan pakaian ibadah mereka. JK dalam pembicaraannya berpesan agar mereka selalu menjaga persatuan dan kerukunan dengan saling menghormati dan melindungi satu sama lain.

“Kita di sini rutin adakan pertemuan lintas agama jadi insyaallah terus terjaga,” ujar Ketua MUI Banyuwangi. M. Yamin. Dalam kesempatan itu, JK juga menikmati makanan khas Banyuwangi, rujak soto. Lepas dari pendapa, IK melanjutkan kunjungannya ke kantor Pemkab Banyuwangi untuk melihat beberapa inovasi yang ditunjukkan oleh pegawai Pemkab Banyuwangi.

Begitu tiba di pemkab, JK disambut dengan deretan perwakilan desa, kelurahan yang menunjukkan program-program unggulannya seperti smart kampung dan layanan lahir procot dapat akta. JK pun mengamati satu-persatu layanan yang ada.

JK pun sempat menanyakan kepada salah satu petugas desa terkait kecepatan pembuatan surat pernyataan miskin (SPM) yang dijadikan program unggulan Pemkab Banyuwangi. Tak lama setelah mengamati program-program unggulan pemkab, JK langsung meluncur ke Terminal LPG Bosowa, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro.

Usai meresmikan dua pabrik besar milik PT. Bosowa, JK kemudian menyudahi lawatannya dengan menuju Desa Adat Kemiren. JK sempat menikmati beberapa kuliner lokal seperti kue kucur dan kopi Kemiren. (radar)