Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Warga Desa Blambangan Keluhkan Tambang Pasir

Alat berat siap mengeruk untuk tambang pasir dekat rumah warga di Desa Btambangan, Kecamatan Muncar.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Alat berat siap mengeruk untuk tambang pasir dekat rumah warga di Desa Btambangan, Kecamatan Muncar.

MUNCAR – Warga Desa Blambangan, Kecamatan Muncar mengeluhkan adanya penambangan pasir yang ada di daerahnya. Lokasi tambang pasir itu sangat dekat dengan perumahan warga dan berada di pinggir jalan raya.

Warga yang resah itu tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, penambangan pasir dengan menggunakan alat berat itu hampir setiap hari beroperasi. “Saya tidak bisa berbuat banyak, padahal warga sekitar banyak yang tidak setuju (dengan penambangan pasir),” ujar Jaddi, 54, warga sekitar penambangan pasir.

Jaddi menyebut meski tidak setuju dengan penambangan pasir itu, warga tidak bisa berbuat banyak, warga sekitar hanya bisa mengeluh dan ngedumel di hatinya. Keluhan pada pemerintah desa, sampai saat ini juga belum ada tanggapan. “Tambang pasir itu katanya sudah punya izin,” katanya.

Hanya saja, lanjut dia, warga tidak pernah tahu bentuk izinnya itu. Karena selama ini, warga juga tidak pernah diminta persetujuan untuk mengurus izin tambang pasir. “Saya dan warga lain tidak pernah dimintai izin,” cetusnya.

Menurut Jaddi, awalnya lahan yang dikeruk itu hanya diratakan biasa. Di lahan itu, sebelumnya ada rumah yang sudah lama kosong. “Pemiliknya sudah tidak ada, makannya rumah tersebut diratakan dengan tanah,” jelasnya.

Penambangan pasir itu, dinilai tidak sesuai dengan aturan. Sebab lokasinya di pinggir jalan raya utama jurusan Srono-Muncar. “Seharusnya pemilik lahan tidak menggunakan lahan itu untuk tambang pasir, karena imbasnya ke masyarakat sekitar,” ujarnya.

Para pekerja tambang pasir menolak untuk mengungkap pemilik dan izin penambangan yang dilakukan. Saat akan dikonfirmasi, para penambang pasir malah menghindar. Dia hanya mengatakan kalau di suruh oleh seseorang untuk menggaruk tanah tersebut.

“Ini hanya tanah urukan mas, bukan pasir,” kata salah satu pekerja yang menolak menyebut nama tersebut. Sementara itu, Pj Kepala Desa Blambangan, Wahyu, saat akan dikonfirmasi di kantornya tidak ada ditempat. Di konfirmasi melalui handphone (HP) miliknya, ternyata juga tidak diangkat.

“Pak Wahyu sedang keluar,” kata salah satu staf Desa Blambangan. (radar)