Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Waspada, Rokok Elektrik Mulai Digandrungi Anak-anak

Puryani dari balai besar POM Surabaya menunjukkan tayangan video anak SD yang menikmati Vape, kemarin (13/12).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Puryani dari balai besar POM Surabaya menunjukkan tayangan video anak SD yang menikmati Vape, kemarin (13/12).

BANGOREJO – Ada peringatan dari Kepala Bidang (Kabid) Penelitian Mikrobiologi balai besar pengawasan obat dan makanan (POM) Surabaya, Jawa Timur, Puryani, agar orang tua lebih serius memperhatikan anak-anaknya.

Dalam sosialisasi Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) di kantor Kecamatan Bangorejo, Puryani mengatakan saat ini banyak beredar obat berbahaya. Dan peredaran itu dilakukan secara illegal. “PCC itu ilegal, karena tidak pernah terdaftar di badan POM,” katanya.

Dalam paparannya itu, Puryani juga sempat menunjukkan video sejumlah anak dengan seragam SD ramai-ramai mengisap vape. Video yang berdurasi singkat itu, sempat membuat peserta heboh. Puryani menyebut, video itu terjadi di Kabupaten Trenggalek dan perlu menjadi perhatian. “Kita lihat video ini, cukup memprihatinkan,” katanya sambil menunjuk kea rah video.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi, Widji Lestariono menanggapi video anak SD melakukan vaping itu mengatakan bagaimana pun juga aktivitas vaping itu memiliki dampak negatif bagi kesehatan.

Secara lebih rinci, dia menyampaikan jika ada dua macam vape, yang salah satunya berbahan campuran zat aktif. “Ada vape yang dicampuri zat aktif, seperti nikotin, itu membahayakan kesehatan,” katanya.

Ironisnya, terang dia, adanya kandungan nikotin itu tidak diketahui oleh konsumen. Sehingga, mereka tetap berpikiran vape yang dinikmati benar-benar steril dari nikotin. “Lha ini tentu konsumen tidak mengetahui,” ungkapnya.

Untuk tren aktivitas vaping di kalangan pelajar, terutama SD dan SMP, itu berbeda dengan orang dewasa. Jika kalangan dewasa, rata-rata menjadi konsumen vape karena berhenti dari aktivitas merokok. Tapi, anak-anak malah sebaliknya, mereka menikmati vape justru cenderung berpotensi mengarah ke perokok. “Anak-anak yang suka vape bisa merusak mentalnya, mereka cenderung akan ke merokok,” jelasnya.

Secara mendalam, pihaknya belum menemukan adanya trens seperti dalam video anak SD di Trenggalek tersebut. Tapi, upaya pencegahan tetap akan dilakukan. Secara pribadi, dia telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi untuk melakukan pencegahan dan pengawasan aktivitas vaping di kalangan pelajar.

“Kita secara pribadi sudah menyampikan ke Pak Sulih (Sulihtiyono, kepala dispendik), terkait kondisi ini,” jelasnya.

Di sela kegiatan tersebut, Camat Bangorejo Didik Joko Suhono yang menjadi tuang rumah dalam acara itu menyampaikan kemungkinan aksi dalam video anak SD main vape itu bisa terjadi di daerahnya. Meski sampai saat ini, belum ada yang ditemukan. “Semoga kita aman,” cetusnya.

Untuk langkah antisipasi, lanjut dia, Forpimka Bangorejo akan koordiansi dengan UPTD Pendidikan agar melakukan pengawasan dan penyuluhan yang serius terhadap aktivitas anak-anak SD.

“Akan kami koordinasikan dengan jajaran pendidikan dan forpimka, minimal sekolah mengetahui terlebih dahulu,” jelasnya.(radar)