BANYUWANGI – Peningkatan pendidikan bagi anak tidak lagi hanya menitikberatkan pada pendidikan dasar (SD) dan Pendidikan Menengah (SMP/SMA). Pendidikan pra sekolah baik formal dan non formal seperti Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga menjadi skala prioritas tersendiri.
Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi mencatat, tahun 2016 lalu angka partisipasi kasar (APK) untuk pendidikan TK mencapai 80,3 persen. Sedangkan untuk tingkat PAUD, angka partisipasi kasar (APK) masih mencapai 69 persen.
Meskipun terbilang sudah cukup baik, namun Dispendik masih berusaha untuk meningkatkan angka partisipasi hingga maksimal. “Standarnya di atas 70 persen sudah bagus, tapi untuk PAUD masih kurang. Karena itu, kami upayakan menggenjot APK-nya supaya melebihi angka itu di tahun ini,” ujar Kabid PAUD dan TK Dispendik Banyuwangi, Sunari.
Dia menambahkan, dengan angka tersebut masih ada sekitar 17 persen anak usia 4-6 tahun (TK) dan 31 persen anak usia 0-6 tahun (PAUD) yang masih belum tersentuh pendidikan. Hal ini akan berdampak pada angka pembangunan manusia jika tidak sejak dini dipersiapkan oleh pemerintah.
“Masalahnya banyak orang tua yang masih belum memahami pentingnya pendidikan pra-sekolah. Kalau sudah seperti itu kita butuh waktu memberikan edukasi terus menerus,” imbuhnya. Untuk meningkatkan angka partisipasi, Sunari mengaku sudah berkoordinasi dengan berbagai yayasan yang memiliki lembaga pra sekolah.
Seperti Aisyiyah, Fatayat, PKK, Dharma Wanita, PGRI, dan Muslimat untuk menstimulasi orang tua dan anak-anak agar mau bergabung ke pendidikan pra sekolah. “Kita juga lakukan peningkatan mutu di setiap PAUD, supaya orang tua percaya dengan kualitas pendidikannya. Mulai bulan Februari 2017 ini, kita sediakan tim asesor yang standby di Dinas Pendidikan setiap Jumat, untuk melayani lembaga PAUD dan TK yang ingin berkonsultasi untuk pengembangan kualitas mereka,” kata Sunari.
Selain itu, Sunari menambahkan, bahwa upaya meningkatkan APK ini juga merupakan cara agar mendukung Banyuwangi menjadi kabupaten layak anak. Karena itu, seluruh anak harus bisa terakomodasi pendidikan dari semua jenjang usia.
“Ada sekitar 12 indikator untuk perkembangan anak, kemudian 17 indikator pengelolaan dan 60 indikator sesuai kelompok umut yang harus kita tempuh. Kita usahakan tahun ini APK bisa meningkat, setidaknya sama dengan Jogjakarta yang APK nya mencapai 90 persen,” pungkasnya. (radar)