Madiun juga berhak lolos otomatis karena bertindak sebagai juara bertahan. Untuk tim putra, Banyuwangi tampaknya mendapatkan angin segar. Sebab, kontingen tim putra Kota Surabaya gagal lolos dalam prakualifikasi di kandang sendiri. Padahal, keberadaan tim kota metropolitan itu sangat diwaspadai. Meski begitu, gagal lolosnya tim ibu kota Jatim itu menunjukkan bahwa persaingan antar kontingen sangat ketat.
Maka dari itu, perebutan medali antar tim dalam ajang multi even itu akan berlangsung ketat. Perlu dicatat, tim bola basket putra Banyuwangi akan berhadapan dengan Kota Kediri, Kota Blitar, dan Kabupaten Jember. Selain itu, juga ada Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Ponorogo. Sisanya adalah Kabupaten Probolinggo dan Kota Malang. Melihat komposisi yang ada, tuan rumah menyadari jika perebutan medali cukup berat.
Tapi, hal itu tidak membuat tuan rumah menyerah. ‘’Persaingan memang ketat, tapi peluang masih terbuka,’’ ungkap bendahara Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Banyuwangi, Mulyoso, kemarin. Pria yang akrab dipanggil Cuntak itu menjelaskan, jika tim saat ini terus melakukan pemusatan latihan. Persiapan itu sangat dibutuhkan demi menjaga peluang meraih medali dalam ajang dua tahunan di rumah sendiri.
‘’Sampai sekarang, anak-anak masih eksis latihan,’’ tandasnya. Program latihan tersebut akan terus digenjot hingga mendekati pelaksanaan Porprov Jatim V. Selain program TC, tim akan menggelar uji coba dengan kontingen lain. ‘’Kita rencanakan try out dengan tim lain,’’ katanya. Sampai saat ini, ada beberapa tim yang akan dijadikan alternatif untuk dijadikan lawan tanding, antara lain Probolinggo, Sidoarjo, Surabaya. ‘’Uji coba itu memang sangat penting untuk mengukur kemampuan tim,” tandasnya. (radar)