“Kita juga adakan pamer benda pusaka, seperti keris peninggalan sejumlah kerajaan masa lalu,” cetus Koordinator Gelar Budaya Keris, KRT. H. Ilham Trihadinagoro. Dalam jamasan tersebut, Ilham membersihkan sejumlah keris dan tombak miliknya. Benda pusaka milik sejumlah tokoh di Kota Gandrung juga dimandikan kemarin. “Jamasan ini biasanya dilakukan pada 1 Suro (1 Muharram),” katanya. Sejumlah keris yang terlihat kotor dan karatan direndam dalam air kelapa.
Beberapa menit kemudian, dibersihkan menggunakan jeruk yang dicampur sabun. “Terakhir disiram air sekar setaman, atau air bunga tujuh warna,” ungkapnya. Penggunaan air sekar setaman itu , jelas dia, bertujuan menghilangkan energi negatif di benda pusaka tersebut. Selama disimpan setahun, terang dia, benda pusaka akan banyak menyerap energi negatif pemiliknya.
Ilham menyebut, benda pusaka itu ibaratnya anak yang perlu dirawat dengan baik. Benda itu perlu dirawat dengan baik dan diberi makan dengan cara diberi minyak. “Ada yang memberi makan dengan dupa, tapi juga ada yang memberi minyak khusus,” cetusnya. Menurut Ilham, dalam jamasan, ada pusaka yang diberi warangan. Tetapi, juga ada kolektor benda pusaka yang menolaknya. (radar)