Pengadaan beras hasil produksi petani lokal oleh Perum Bulog Banyuwangi itu juga akan disalurkan ke daerah-daerah lain yang membutuhkan. Tidak tanggung-tanggung, rata-rata beras Banyuwangi yang disalurkan keluar daerah mencapai 40.000 sampai 50.000 Ton. “Masyarakat Banyuwangi patut bersyukur bisa membantu masyarakat di daerah lain yang membutuhkan,” ujarnya kemarin (7/3). Menurut Sopran, di tahun 2014 Perum Bulog Sub Divre Banyuwangi menargetkan pengadaan padi hasil produksi petani lokal mencapai 75.000 Ton.
Sejumlah langkah telah dilakukan agar target tersebut tercapai, di antaranya menggelar sosialisasi kepada mitra kerja, penggilingan padi, kelompok tani, dan instansi terkait. Langkah lain, Perum Bulog Sub Divre Banyuwangi kini memperluas “jaringan semut” yang terdiri atas berbagai mitra kerja. Selain itu, kata Sopran, pada musim panen, Perum Bulog Banyuwangi akan memberikan pelayanan pada Sabtu-Minggu dan hari besar lain. “Pelayanan di hari Sabtu- Minggu itu telah didukung BRI sebagai bank pelaksana.
BRI siap mendukung pembayaran be ras dari Bulog kepada petani pada hari Sabtu,” cetusnya. Upaya menyerap padi hasil petani juga dilakukan Bulog Banyuwangi dengan menggalakkan program on farm. Bulog bekerja sama dengan petani dan kelompok tani untuk menyerap padi hasil petani lokal tersebut. “Kami optimistis target pengadaan beras tahun 2014 sebesar 74.000 Ton tercapai,” cetusnya. Sayang, hingga awal Maret 2014 kali ini Bulog hanya mampu menyerap padi hasil produksi petani lokal sebanyak 224 Ton.
Menurut Sopran, penyerapan beras yang cukup kecil itu terjadi lantaran saat ini wilayah Banyuwangi belum memulai masa panen raya padi. Apalagi, di tahun ini awal musim tanam mundur satu bulan akibat kondisi cuaca tidak menentu. “Tetapi, sekali lagi, dengan langkah-langkah yang kami lakukan, kami optimistis target penyerapan beras tahun ini tercapai,” tuturnya.
Sementara itu, Sopran mengatakan, pengadaan beras dilakukan Bulog untuk memberikan jaminan pasar dan harga bagi para petani. Hasil panen petani yang tidak mampu di serap pasar akan dibeli Bulog dengan harga yang layak. “Saat ini, harga pembelian pe merintah (HPP) terhadap beras kelas menengah sebesar Rp 6.600 per kilogram (Kg),” terangnya. (radar)