Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Hukum  

Dicurigai Mengandung Narkoba, Polisi Gencar Razia Permen Dot

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Di Banyuwangi sudah Beredar 10 Tahun Lalu

BANYUWANGI – Peredaran permen mirip dot bayi yang ditengarai mengandung narkoba juga beredar di Banyuwangi. Bahkan, peredaran permen yang disukai anak-anak itu sudah berlangsung 10 tahun terakhir. Namun, baru kali ini isu permen dot itu mengandung narkoba mencuat.

Di Surabaya  beberapa razia sudah dilakukan. Ratusan permen dot produksi Tiongkok itu pun sudah diamankan petugas. Agar di Banyuwangi tidak terjadi keresahan,  kemarin (8/2) aparat Polsek Banyuwangi bertindak cepat. Mereka melakukan razia ke beberapa pedagang yang berjualan di emperan sekolah.

Hasilnya, saat menyisir pedagang emperan di sekitar SDN 4 Penganjuran, petugas menemukan beberapa botol permen  dot yang ditengarai mengandung narkoba tersebut. Oleh petugas, permen dot itu langsung diamankan. Pedagang  yang menjual permen dot itupun diinterogasi petugas.

Diketahui, permen dot yang dijual  pedagang itu didapat dari seorang pengepul bernama Widiyanto, 37, warga Perumahan Villa Bukit Mas, Kelurahan Giri. Polisi mendatangi toko milik Widiyanto. Di sana petugas menemukan empat dus berisi puluhan 84  botol permen dot yang siap  diedarkan kepada pedagang.

Widiyanto mengatakan, permen dot itu sudah dia jual 10 tahun  terakhir. Namun, dia heran mengapa baru sekarang isu permen dot merek  Pinguine itu mencuat. Padahal,  dibandingkan 10 tahun lalu, penjualan permen bentuk dot itu saat ini bisa dibilang sudah lesu. Dia juga mengaku tidak tahu-menahu permen itu diindikasi mengandung narkoba.

”Ya saya tidak tahu kalau  ada isu begini. Di botolnya juga sudah tertera Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM),”  ungkap Widiyanto. Penyuplai pedagang emperan di sekolah itu menambahkan,  permen berbentuk dot bayi itu  dia beli di Surabaya. Harga jual kepada konsumen yang kebanyakan anak-anak sekolah, per botol  dijual Rp 1.000–Rp 2.000.

”Sekarang sudah tidak terlalu laku permen dot ini. Kalau dulu memang laku keras. Saya tidak tahu rasanya bagaimana karena tidak pernah mencobanya,” ujarnya saat berada di Polsek Banyuwangi kemarin. Kapolsek Banyuwangi, AKP Ali Masduki, mengatakan razia yang  dilakukan itu merupakan bentuk  antisipasi atas isu permen dot itu mengandung narkoba.

Razia  itu juga merupakan aksi lanjutan karena sebelumnya pihaknya telah melakukan sosialisasi kesekolah-sekolah di Banyuwangi agar mewaspadai segala jenis jajan yang bisa saja mengandung narkoba. ”Ini antisipasi saja. Kalau tidak mengandung narkoba, ya kami kembalikan lagi kepada pemiliknya. Kalau memang benar mengandung narkoba kan alhamdulillah peredarannya berarti  sudah kami putus. Tapi mudah- mudahan tidak,” jelas Ali Masduki di ruang kerjanya kemarin.

Polisi yang sudah lama malang melintang di Reserse Kriminal ini menambahkan, menindak lanjuti temuan permen produksi Tiongkok  itu pihaknya akan berkoordinasi  dengan Satnarkoba Polres Banyuwangi untuk melakukan cek laboratorium kandungan serbuk permen dot itu untuk mengetahui benar-tidaknya ada kandungan narkoba di permen yang sudah beredar sela ma puluhan tahun di Banyu wangi itu.

”Kita cek dulu, hasilnya nanti pasti disampaikan agar tidak terjadi keresahan,” pungkasnya. Jawa Pos Radar Banyuwangi mencoba mengamati bentuk permen  dot itu dan bagaimana cara mengonsumsinya. Bentuknya memang mirip dot susu bayi.

Permen  dot itu memang hanya sebuah  permen biasa. Namun, yang dicurigai mengandung narkoba adalah serbuk rasa yang berada di dalam botol permen dot itu. Untuk mengonsumsi  permen tersebut, anak-anak harus mencelupkan permen yang berbentuk dot itu ke dalam sebuah botol yang berisi serbuk.

Pada label komposisi permen dot itu tertera permen itu merupakan permen keras (candy fun). Komposisi permen itu adalah gula, glukosa, minyak nabati,  dan perisa artifisial strowberi, pewarna makanan (tartrazin CI19140, karmosin CI14720, biru berlian CI42090, merah allura  CI16035, kuning FCF CI15985).

Permen itu diproduksi Xiamen  Ying Wan Foodstuff, Xiamen,China, diimpor PT. Petrona Inti Chemindo, Jakarta. (radar)

Exit mobile version