Yang pasti, KI mengalami luka di wajah dan pipi. “Oleh temannya dipukul hingga pingsan dan muntah darah, sehingga harus dirawat di rumah sakit,” ungkapnya. Atas kejadian itu, Ngatemi trauma dan takut anaknya akan diperlakukan seperti itu lagi. Sehingga, dirinya mengajukan permohonan ke sekolah untuk pindah. “KI saya pindah ke sekolah lain,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng. Yang mengecewakan, lanjut Ngatemi, pihak sekolah seolah tidak mau tahu terkait peristiwa itu.
Bila memang peduli, penanganannya dianggap lamban. “Sekolah kurang bijak. Sekolah tidak perhatian,” katanya. Kepala SMPN 1 Glenmore, Sarlito, saat dikonfirmasi berharap kasus itu tidak dibesar- besarkan. Sebab, itu hanya masalah anak-anak. “Memang ada (pertengkaran), tapi tidak apa-apa, kok,” ungkapnya. Sarlito mengaku, gara-gara kejadian itu orang tua KI datang ke sekolah dan mengajukan permohonan anaknya pindah sekolah. Pihaknya berharap pengajuan itu dipertimbangkan lagi.
“Orang tuanya meminta anaknya pindah sekolah,” katanya. Sementara itu, Kapolsek Glenmore AKP Jodana melalui Kanitreskrim Ipda Abdul Sajad mengatakan, pihaknya telah menerima laporan dugaan penganiayaan itu. Pihaknya baru memeriksa korban. “Korban baru keluar dari rumah sakit, dan ini baru kita periksa,” ujarnya. Keterangan korban, jelas dia, dugaan penganiayaan itu bermula saat KI dan DAS saling ejek. Kemudian, berlanjut di belakang sekolah dan korban dipukul hingga pingsan. “Kita akan upayakan mediasi, karena ini masalah anak-anak,” terangnya. (radar)