Dokter Menyebut Korban Meninggal karena TBC
MUNCAR – Isu santet kembali ramai di pesisir Pantai Muncar. Warga yang tinggal di Kampung Kalimoro, Dusun Muncar, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, ramai-ramai mendatangi kantor dusun setempat kemarin (21/4).
Warga yang datang naik motor itu menuntut JM dan suaminya, FT, yang dibawa ke kantor dusun oleh Forpimka Muncar diusir dari kampungnya karena menjadi tukang santet. “Usir dari Kalimoro,” teriak warga yang memenuhi ruang kantor Dusun Muncar, Desa Tembokrejo.
Tudingan JM dan suaminya, FT, sebagai tukang santet itu bermula dari kematian Anita, 17, warga setempat. Anita yang meninggal sepekan lalu itu sebelum mengembuskan napas terakhir sempat menyebut telah disantet JM.
“JM itu rumahnya depan rumah Anita,” cetus ketua RW 12, Dusun Muncar, Desa Tembokrejo, Misyanto, 54. Dari pernyataan almarhumah Anita itu, warga menjadi heboh. Apalagi, saat Anita menyampaikan itu sempat direkam warga melalui hand phone (HP).
“Kebetulan ada yang merekam dan rekaman itu menyebar,” katanya. Beredarnya rekaman dari pengakuan Anita itu ada warga yang melaporkan ke perangkat desa. Sementara itu, JM dan FT yang mengaku tidak punya ilmu santet juga merasa gerah dan keamanannya terganggu.
Untuk menuntaskan masalah itu, forpimka bersama pemerintah desa mempertemukan JM dan FT bersama warga yang selama ini menuduhnya sebagai tukang santet. Sayang, pertemuan untuk mencari solusi itu berjalan panas dan nyaris ricuh.
“Sumpah pocong atau usir dari Kalimoro,” teriak warga yang memenuhi ruang pertemuan. Khawatir terjadi tindakan anarkis, anggota Polsek Muncar bersama anggota dari Koramil dan Satpol PP Kecamatan Muncar mengevakuasi JM dan FT. Pasangan suami istri itu, selanjutnya dibawa ke Mapolsek Muncar.
“Demi keamanan JM dan FT kita minta untuk menghindar sementara dari tempat tinggalnya,” jelas Kapolsek Muncar, Kompol Agus Dwi Jatmiko. Kapolsek mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah desa agar bisa menjaga kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat, sehingga tidak mudah terpancing oleh isu dan provokasi.
“Sudah kita redam, masyarakat kita yakinkan bahwa jodoh, rezeki, dan mati, itu sudah diatur Yang Mahakuasa,” ungkapnya. Sementara itu, tudingan warga kalau almarhumah Anita meninggal karena terkena santet membuat Kepala Puskesmas Kedungrejo, Kecamatan Muncar, dr. Firdaus, sangat terkejut.
Saat sakit remaja putri itu pernah dia periksa. “Kami pernah memeriksa,” katanya. Hasil pemeriksaan, Anita itu menderita tubercolusis (TBC). Terkait masalah itu, terang dia, pihaknya pernah membicarakan kepada pemerintah desa, babinsa, dan babinkamtibmas setempat.
“Sudah pernah kita musyawarahkan dan kita beber hasil diagnosis bahwa Anita itu meninggal karena TBC,” ungkapnya. (radar)