The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

7 Heartbreaking Facts of Elementary School Children in Banyuwangi Hanging Himself After Being Bullied by Friends

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Banyuwangi

Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Ibunda MR (11) tak bisa menahan tangis saat mengingat peristiwa pilu yang menimpanya. Ia tak menyangka akan ditinggal sang anak di usianya yang masih sangat muda. Anaknya yang masih SD ini nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

MR nekat melakukan aksinya karena tak kuat terus menerus di-bully teman-temannya. Rundungan ini karena MR disebut tak memiliki ayah. Korban merupakan anak yatim dan tinggal bersama kakak dan ibunya. Sedangkan ayahnya telah meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan keluarga, korban selalu mengeluh sering diolok-olok temannya kalau anak yatim tidak punya bapak. Dan setiap pulang ke rumah selalu menangis dan dongkol,” kata Kasi Humas Polresta Banyuwangi, Agus Winarno, Thursday (2/3/2023).

Berikut sederet fakta pilu peristiwa ini:

1. Ditemukan Sang Ibu Tengah Gantung Diri

The victim was first found by his mother. Peristiwa bunuh diri itu terjadi pada Senin (27/2/2023) sore.

Iya benar kejadiannya Senin di rumahnya di Dusun Pancer, Sumberagung Village, Kecamatan Pesanggaran,” kata Agus Winarno.

Ibu korban yang mengetahui itu langsung menghubungi kakak korban yang sedang bekerja. Tak lama kakak korban tiba dan langsung menurunkannya.

Korban sendiri sempat dilarikan ke klinik setempat. Nahas, nyawa korban tak tertolong setiba di klinik dan dinyatakan meninggal. Dari hasil pemeriksaan sementara, tak ada tanda-tanda kekerasan. Korban kemudian dinyatakan meninggal karena bunuh diri.

2. Sang Ibu Lemas Lihat Anaknya Gantung Diri

Ibunda korban tak pernah menyangka melihat dengan mata kepalanya sendiri saat anaknya berusia 11 tahun tak bernyawa dalam kondisi gantung diri. Sang ibunda, mengaku kaget bukan main melihat anaknya dalam kondisi lemas. At that time, sang anak menggantung di tali.

Sudah lemas dia sudah nggantung itu,” kata ibunda korban saat dikonfirmasi, Thursday (2/3/2023).

Even, it's clear, dirinya seakan tak ada daya untuk melepas ikatan yang melilit anaknya. Ia merasa kaget, sedih dan bingung harus bagaimana.

Aku mau nyopot kan nggak bisa nyopot. Itu di belakang (bunuh dirinya),” imbuhnya seraya berkaca-kaca.

3. Korban Kerap Cerita Sering Di-bully

Sang ibu mengatakan, sebelum meninggal dunia dengan gantung diri, MR kerap bercerita jika dirinya dibully oleh teman-temannya gegara tak punya ayah.

Di sekolah, MR tak memiliki teman. Teman-temannya tak mau bersama MR karena ia merupakan anak yatim. Sang ibu bahkan menyebut, MR kerap mogok sekolah karena hal ini. However, ia berusaha membujuk sang anak agar kembali bersekolah.

Dia bilang kalau di sekolahan ndak ditemenin sama teman-temannya. Dia kalau ndak ditemenin ndak mau sekolah, sudah biarin, nanti besok sekolah lagi,” kata ibunda.

Kisah ini sudah terjadi sebulan lalu. Tak hanya di sekolah, MR juga kerap dirundung di tempatnya mengaji. Ia juga sempat mogok tak mau mengaji.

Sudah satu bulanan, sudah itu nggak ada apa-apa. Kalau ngaji dia dibully, dia nggak berangkat ngaji,” he added.

Tangis korban sebelum memutuskan bunuh diri, di halaman selanjutnya!

source