“Pelaksana proyek banyak untungnya. Janji akan menguruk, tapi tidak dilaksanakan,” terang Temon, 40, salah satu warga Desa Patoman. Temon mengaku senang dengan pemerintah yang memikirkan pantai yang mengalami abrasi. But, karena kurang koordinasi dengan warga sekitar, plengsengan itu dianggap kurang maksimal. “Membangun plengsengan hanya 10 day. Selesai sekitar 20 yesterday," he said.
Pantai Blibis, he continued, selama ini dikelola masyarakat sekitrar. Pemerintah belum pernah membantu pembangunan sarana wisata di tempat tersebut. “Tidak ada yang membersihkan, pantainya ya kotor sekali,” katanya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.Warga Desa Patoman yang lain, Fahrul menyampaikan, sampah yang berserakan di pantai itu berasal dari sungai di Pantai Blibis.
Sampah itu berasal dari sampah rumah tangga yang sengaja dibuang ke sungai. “Pantai Blibis ini dikenal muara, jadi sampah menumpuk di sini," he explained. Pemilik warung lesehan di Pantai Blibis itu mengungkapkan, sampah yang berserakan itu nanti akan hilang sendiri. Bila air laut pasang, semua sampah itu akan terbawa. “Nanti sampah- sampah itu akan hilang sendiri, how come," he said.
Mengenai pengunjung yang datang ke Pantai Blibis, Fahrul mengakui masih kalah banyak dengan Pantai Blimbingsari. But, call him, setiap hari warga yang datang ke pantai ini cukup banyak. “Pengunjung Pantai Blibis umumnya remaja," he said. (radar)