Bahkan, sebagian tanaman sudah banyak yang kering. Selain di Desa Kepundungan, kekeringan ternyata juga terjadi di Desa Kebaman, Kecamatan Srono, dan beberapa kecamatan lain di Banyuwangi Selatan. “Air sangat sulit, jadi tanaman terancam rusak,” kata Yogi, petani asal Desa Kepundungan. Sementara itu, beberapa petani di desa setempat mengatakan, kekeringan tersebut menyebabkan mereka resah.
Agar sawah mereka teraliri air, mereka mengaku terpaksa membeli air di Genteng. Per seperempat bahu, petani harus membayar kepada petugas yang mengatur air tersebut Rp 25 ribu. “Nanti ngalirkan airnya disesuaikan waktunya agar tidak mengganggu kecamatan lain. Kalau tidak beli begini, sawah kita nggak dapat air, Mas,” ungkap Rokan, seorang petani asal Desa Kebaman. (radar)