Meski demikian, para nelayan belum bisa melaut setiap hari. “Kita bisa melaut, tapi sepekan rata-rata hanya tiga kali,” ungkap Margono kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Hal ini disebabkan cuaca dan ombak di tengah laut belum bersahabat sepenuhnya. “Kadang ombaknya besar, kadang juga stabil. Jadi, sepekan belum bisa bekerja penuh,” tandasnya. Akibatnya, para nelayan terkadang harus banting setir menjadi pedagang dan buruh tani di sawah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Pantauan koran ini menyebutkan, sebagian nelayan yang memilih tidak melaut menambatkan perahunya di tepi pantai. Mereka menutupi mesin perahu menggunakan plastik, karena khawatir mesin tersebut rusak. “Kalau kena hujan, mesin bisa karatan, makanya ditutupi plastik,” tandas Margono. (radar)