TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kabar gembira bagi kalian yang ingin incip-incip kuliner khas dari negeri Tirai Bambu. Pecinan Street Food Banyuwangi bisa menjadi rekomendasi salah satu destinasi wisata yang patut dikunjungi.
Ya. Pecinan Street Food kembali digelar setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19. Rencananya pesta makanan jalanan itu akan kembali digelar pada tanggal 2 sampai 4 Februari 2023 mendatang.
Wisata kuliner yang akan berlangsung di sepanjang Jalan Ikan Gurami, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, Jawa Timur, tersebut akan di mulai pukul 16.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Nantinya, pengunjung akan disajikan banyak pilihan kudapan khas dari negeri Tionghoa. Mulai dari ayam kunpao, dimsum, bakcang, lontong cap go meh, bebek atau ayam Peking, bakcang, bakpao, nasi goreng hitam hingga teh Luo Han Kuo.
Meski wisata kuliner ini berbasis Tionghoa, namun semua menu yang dijajakan dikawasan tersebut terbuat dari bahan-bahan yang halal. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir untuk mencicipi makanan di Pecinan Street Food.
Suasana ala-ala Tionghoa disuguhkan di sana. Warung-warung usaha mikro kecil dan menengan (UMKM) bakal dihias dengan berbagai ornamen berwarna merah. Atraksi Barongsai hingga live musik juga disiapkan untuk menghibur para pengunjung yang datang.
Pecinan Street Food sebagai simbol kerukunan antaretnis
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kesbangpol Banyuwangi, Muhamad Lutfi, S.Sos., M.Si. mengatakan, Pecinan Street Food bukan hanya sekedar menjual berbagai makanan khas Tionghoa. Namun, juga sebagai simbol kerukunan antara etnis yang tinggal di Bumi Blambangan.
Plt. Kepala Kesbangpol, Muhamad Lutfi di ruang kerjanya. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
“Melalui Pecinan Street Food, dapat mempersatukan antar sesama umat beragama dan etnis,” katanya, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, Pecinan Street Food bukan hanya sekedar pemberdayaan untuk membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar. Tapi juga sebagai upaya Pemerintah Daerah (Pemda) mengharmonisasikan antara suku, agama, ras dan antargolongan (Sara).
“Ekonomi harus bangkit. Tapi kedamaian masyarakat juga harus dijaga,” cetusnya.
Perlu diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi memiliki gerakan Banyuwangi Rebound. Dimana salah satunya yaitu mengintruksikan seluruh stakeholder baik dari dinas-dinas untuk menggenjot perekonomian masyarakat kota Sunrise of Java.
Lebih lanjut, para pedagang yang hendak membuka lapak di pasar kuliner Tionghoa itu harus mengikuti seleksi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya menu jajanan atau masakan yang ditawarkan tidak sama dengan penjual lainnya.
Selain itu, masih Lutfi, pihaknya juga mengangkat kudapan asli warga Karangrejo dan menu tradisional Suku Osing.
“Bukan hanya masakan Tionghoa saja. Tapi nanti juga ada kuliner asli masyarakat sekitar yang sudah jarang ditemui kami angkat,” ujarnya.
Pedagang di Pecinan Street Food juga dihimbau untuk tidak menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Hal ini digunakan untuk menekan jumlah volume sampah plastik yang kian melonjak.
“Kami juga merekomendasikan kepada penjual untuk menggunakan bungkus daun pisang. Agar bisa mengurangi sampah plastik,” imbuhnya.
Sebagai informasi, Kelurahan Karangrejo merupakan salah satu desa/kelurahan di Jawa Timur yang mendapatkan nominasi kampung sadar kerukunan.
Yuk datang ke Pecinan Street Food. Selain tempatnya instagramable yang cocok untuk foto-foto, disana kalian juga bisa mengenal dan merasakan cita rasa kudapan khas Tionghoa. Jangan lupa ajak teman, saudara serta keluarga kalian yaa. (*)
Sumber : https://kesbangpol.banyuwangikab.go.id/bk
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna (MG-418) |
Editor | : Faizal R Arief |