“Kami merasa prihatin dengan pelaksanaan coblosan pileg,” cetus koordinator Padepokan Gubuk Desa, Edi Irawan. Keprihatinan dalam pelaksanaan coblosan pileg itu terkait angka ketidakhadiran warga ke tempat pemungutan suara (TPS) yang tinggi. “Rendahnya kesadaran masyarakat sangat tinggi,” katanya. Warga yang banyak tidak hadir itu, terang dia, sebenarnya bukan murni kesalahan warga. Sosialisasi ke masyarakat mengenai coblosan dinilai kurang maksimal.
“Sosialisasi coblosan masih kurang,” ujarnya. Edi menyatakan, bukti kurangnya sosialisasi mengenai coblosan pileg itu, masih banyak warga yang bingung saat memasuki bilik suara. “Akan coblos di TPS, ternyata masih banyak yang tidak tahu,” ungkapnya.Happening art itu sebenarnya akan dilaksanakan menjelang coblosan pileg Rabu (9/4) lalu. Tetapi, niat itu diurungkan dengan pertimbangan menjaga keamanan di masa tenang. “Banyak saran dari berbagai pihak,” cetusnya. (radar)