Saluran itu sebelumnya ada gorong-gorongnya. Saat terjadi banjir, dijebol dan sampai kini belum diperbaiki lagi. “Ini sebenarnya mengganggu warga, gorong-gorong yang dirusak belum diperbaiki lagi,” ujar Slamet, 38, warga Dusun Karangasem, Desa Alasmalang.
Menurut Slamet, proses perbaikan selama masa pasca tanggap darurat bencana terus molor. Pembangunan rumah warga dan perbaikan infrastruktur yang rusak, banyak yang belum disentuh. “Penanganannya sangat lambat,” sebutnya.
Sudah hampir sebulan bencana terjadi, lanjut dia, penanganan belum juga selesai. Bukan hanya itu, rencana bangunan atau infrastruktur yang dirusak belum dikembalikan seperti semula.
“Rumah warga yang rusak parah belum ada perbaikan, hanya satu rumah saja yang mendapat bantuan,” cetusnya.
Seharusnya, masih kata dia, dalam masa pasca tanggap darurat ini semua perbaikan dan pembangunan rumah bisa segera teratasi. “Kalau bisa segera perbaikan selama pasca tanggap darurat ini,” pintanya.
Infrastruktur yang saat ini harus segera dibenahi, jelas dia, salah satunya gorong-gorong yang ada di depan rumah warga. “Kalau gorong-gorong dibiarkan seperti ini, askes ke rumah warga bisa susah,” ungkapnya.
Warga lainnya, Moh. Hari, 48, mengaku selama gorong-gorong yang ada di depan rumahnya itu rusak, untuk masuk rumah harus memutar. “Kalau biasanya lewat depan saja sudah bisa, sekarang gak bisa,” katanya.
Hari menyebut semua warga ingin gorong-gorong tersebut segera dibenahi. Gorong-gorong itu, saat banjir dirusak karena termasuk penyebab terjadinya banjir. “Dulu katanya akan segera diperbaiki, tapi mana itu,” cetusnya.