TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi segera rampung. Proyek yang dibangun dengan dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu, ditargetkan selesai pada akhir tahun ini.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi, RR. Nanin Oktaviantie, mengatakan bahwa seluruh penataan pedagang telah disiapkan dengan matang. Penempatan dilakukan berdasarkan zona jenis dagangan masing-masing agar pasar terlihat rapi dan mudah diakses pembeli.
“Pembagian zona sudah kami ajukan melalui SK (Surat Keputusan) Bupati. Ada zona pangan basah, pangan kering, kuliner, hingga konveksi. Totalnya ada sekitar 801 los yang sudah kami siapkan,” kata Nanin, Jumat (31/10/2025).
Dikatakan Nanin, setiap pedagang nantinya akan menandatangani surat pernyataan untuk berjualan sesuai jenis dagangan yang sudah ditetapkan. Mereka tidak diperbolehkan ke zona lain agar ketertiban dan kenyamanan pasar tetap terjaga.
 Kepala Diskopumdag Banyuwangi, RR. Nanin Oktaviantie. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Kepala Diskopumdag Banyuwangi, RR. Nanin Oktaviantie. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)
Menurut orang nomor wahid di Diskopumdag Banyuwangi itu, area selatan pasar akan lebih banyak diisi pedagang pangan basah, sementara utara diperuntukkan bagi pedagang pangan kering. Pembagian ini dilakukan untuk menciptakan suasana pasar yang lebih tertata dan bersih.
“Tinggal pengundian los untuk menentukan posisi pedagang. Data pedagang sudah lengkap, tinggal penempatan saja,” ujarnya.
Selain menjadi pusat aktivitas perdagangan, Pasar Induk Banyuwangi juga disiapkan menjadi destinasi wisata belanja. Pemerintah daerah akan melakukan pendampingan dan kurasi terhadap para pedagang agar mereka bisa mengembangkan produk yang menarik bagi wisatawan.
“Misalnya pedagang konveksi nantinya bisa kami arahkan agar tidak hanya menjual pakaian sehari-hari, tapi juga produk yang memiliki nilai khas Banyuwangi, seperti oleh-oleh atau souvenir. Begitu juga dengan pedagang kuliner, kami ingin mereka tidak hanya menjual nasi bungkus atau makanan biasa, tapi juga menyajikan kuliner khas Banyuwangi yang bisa menarik wisatawan,” jelas Nanin.
Lebih lanjut, Nanin mengungkapkan bahwa Pasar Induk Banyuwangi, nantinya akan menjadi pasar rakyat pertama di Bumi Blambangan yang berstandar SNI. Dengan bangunan yang lebih modern, bersih, dan tertata, pemerintah berharap ekonomi masyarakat semakin bergairah.
Dengan hampir selesainya revitalisasi ini, Pasar Induk Banyuwangi diharapkan menjadi ikon baru perdagangan rakyat yang tidak hanya menggerakkan roda ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat citra Banyuwangi sebagai daerah dengan pasar rakyat yang modern dan berdaya saing. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin | 
| Editor | : Imadudin Muhammad | 
 
									






