Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Anak Muda di Banyuwangi Ini Kelola Sampah, Untung Melimpah Tiap Minggunya! Gimana Caranya?

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

NASKAH ID – Inovatif, kelompok anak muda di Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi menemukan cara kreatif untuk mengelola sampah organik.

Dirga, Sundariyanto, Kacung, Kamdan, Ari, dan Taukhid mengelola sekitar setengah ton sampah organik setiap harinya, yang diambil dari warung, tengkulak buah, dan sisa-sisa hajatan di rumah warga.

Sampah organik ini kemudian dijadikan bahan baku untuk budidaya maggot atau larva lalat tentara hitam.

Setelah difermentasi selama dua minggu, sampah organik diubah menjadi maggot segar dan kering, yang sangat diminati sebagai pakan ternak berprotein tinggi.

Baca Juga: Pemkab Banyuwangi Gencarkan Pemberian Gizi pada Remaja Putri untuk Cegah Stunting

Kelompok tersebut mencapai produksi rata-rata 1 kwintal maggot per minggu, dengan harga jual Rp. 7.000 per kilogram untuk maggot segar dan Rp. 15.000 per kemasan untuk maggot kering. Mereka menjual maggot ini ke pasar di Bali dan Bandung.

Kelompok ini memiliki usaha pengelolaan sampah bernama Pega Indonesia yang didirikan pada 2018. Mereka memulai usaha ini setelah kesal dengan banyaknya sampah yang mengganggu ketika memancing di sungai.

Kini, mereka juga melakukan pemilahan sampah dari sumbernya dengan melibatkan warga desa setempat. Mereka melakukan sosialisasi dan memberikan kotak sampah kepada warga di Desa Pesanggaran dan Siliragung.

Tidak hanya maggot, mereka juga menjadikan sampah untuk dijadikan pupuk organik.

Mereka melakukan pemilahan sesuai jenisnya dan mengolah sampah organik menjadi berbagai produk seperti pupuk organik cair, pupuk organik padat, dan insektisida pengusir lalat buah.

Pupuk organik dan maggot hasil produksi mereka sudah menjadi langganan banyak petani, baik lokal maupun luar daerah.

Kelompok ini utamakan permintaan petani lokal dan memberikan manfaat kepada warga sekitar. Mereka bahkan memberikan POC secara gratis kepada petani dan melakukan kampanye pertanian organik.

source