TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Guna menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi mengadakan pertemuan dengan para pelaku wisata di Bumi Blambangan.
Acara yang digeber di Pendopo Pelinggihan Kantor Disbudpar Banyuwangi pada Kamis, 5 Desember 2024 itu, dihadiri oleh perwakilan para pelaku wisata, agen travel, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Indonesia Home Stay Association (IHSA) seluruh Banyuwangi serta Kasat Pamobvit Polresta Banyuwangi.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai strategi dibahas, termasuk peningkatan kebersihan, kerapihan, serta penambahan fasilitas penunjang destinasi wisata.
Disbudpar juga memberikan panduan kepada para pelaku wisata tentang standar pelayanan yang harus dipenuhi untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, mengatakan acara ini penting untuk mengajak seluruh pemangku kepentingan dalam meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada wisatawan di semua destinasi wisata.
Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, saat memberikan sambutan. (Foto : Ikromil Aufa/Times Indonesia).
“Pertemuan ini penting untuk memastikan bahwa semua elemen pariwisata di Banyuwangi memiliki pemahaman yang sama,” kata Taufik saat sambutannya, Kamis (5/12/2024).
Taufik mengungkapkan, dalam libur Nataru tahun ini, pihaknya mewanti-wanti agar para pelaku wisata menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan di destinasi wisata.
“Harapannya tahun ini zero accident atau nihil kecelakaan,” ungkapnya.
Taufik menekankan, bahwa kondisi cuaca yang tidak menentu, terutama di destinasi alam, memerlukan perhatian khusus dari para pelaku wisata.
“Kita harus antisipasi cuaca ekstrem. Hal ini mencakup kesiapan infrastruktur dan SOP yang tepat agar wisatawan tetap aman,” tegasnya.
Kasat Pamobvit Polresta Banyuwangi, Kompol Subandi, turut memberikan pengarahan dan menekankan pentingnya bagi penyedia tempat wisata untuk menyiapkan asuransi.
“Saya menegaskan bahwa asuransi ini penting untuk memberikan perlindungan kepada pengunjung dan mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi,” jelasnya.
“Asuransi ini bukan hanya kepentingan pengunjung, tetapi juga untuk penyedia tempat wisata agar dapat mengelola situasi darurat dengan lebih baik,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kompol Subandi megatakan, tanda peringatan dan larangan harus diperhatikan di semua destinasi wisata. Dia menekankan bahwa tanda peringatan dan larangan tersebut sangat penting untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan pengunjung.
Assesment destinasi wisata, hotel, homestay, dan restoran juga akan digalakkan. Menurut Kompol Subandi, penilaian ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua destinasi wisata, hotel, homestay, dan restoran di Banyuwangi memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
“Pihak Pamobvit akan menyediakan fasilitas untuk melakukan asesmen tersebut. Silahkan menghubungi kami kapan saja, tanpa biaya,” tegasnya.
Pertemuan tersebut disambut baik oleh Ketua PHRI Banyuwangi, Zainal Muttaqin, yang menyatakan bahwa sinergi ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Banyuwangi.
“Inisiatif Disbudpar dan Pamobvit ini menjadi angin segar bagi kami. Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa para wisatawan mendapatkan pengalaman terbaik,” ujar Zainal sapaan akrabnya.
Dengan persiapan matang dan kerjasama yang erat, Disbudpar Banyuwangi optimistis dapat menghadirkan libur NATARU 2025 yang sukses dan memberikan dampak positif bagi pariwisata kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu.(*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |