Tuesday, 04 February 2025 – 17:20
TIMES BANYUANGI, BANYUWANGI – Menteri Koordinator (Coordinating Minister) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas, mengapresiasi keberhasilan Banyuwangi dalam mengelola sampah menjadi sumber energi alternatif.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat kunjungan kerjanya ke Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Balak in Balak Village, Songgon District, on Tuesday (4/2/2025).
Dengan didampingi Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Zulhas meninjau langsung proses pengolahan sampah. Mulai dari penampungan, pemilahan, hingga pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).
“Ini adalah bentuk ekonomi sirkular yang patut dicontoh. Sampah yang biasanya menjadi masalah, di Banyuwangi justru diubah menjadi sumber energi dan bahan daur ulang. Banyak yang harus ditiru dari Banyuwangi,” ujar Zulhas, Tuesday (4/2/2025).
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) that, program pengelolaan sampah yang dilaksanakan Banyuwangi, sudah sejalan dengan program pemerintah pusat dalam mendorong pengolahan sampah secara sirkular.
“Tugas kita adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah tangga. Ini yang harus kita lakukan bersama-sama,” tutur mantan Menteri Perdagangan itu.
Need to know, TPS Balak merupakan salah satu dari 25 TPS yang telah dibangun dan dioperasikan di Banyuwangi. Fasilitas ini menjadi pusat pengolahan sampah modern dengan teknologi canggih, mampu mengolah hingga 84 tons of waste per day. Sampah organik diolah menjadi kompos berkualitas, sedangkan sampah anorganik dipilah untuk didaur ulang atau diubah menjadi RDF.
Sejak beroperasi pada Agustus 2023, TPS Balak telah melayani 37 Desa di enam Kecamatan, mencakup 11.313 rumah tangga atau setara dengan 49.777 soul. Rat-rate, TPS ini mengolah 18,8 tons of waste per day, dengan total sampah terolah mencapai 483,2 ton hingga saat ini.
TPS Balak merupakan bagian dari program Banyuwangi Hijau, yang dibangun melalui kolaborasi dengan PT Systemiq Lestari Indonesia serta dukungan Pemerintah Norwegia, Borealis, USAID, dan lembaga pendonor lainnya. (*)
| herald | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
