Meski permintaan menurun, Suhailik menyebut tidak mempengaruhi proses produksi. Setiap produksi krupuk uyel, pihaknya menghabiskan tiga kuintal terigu. Perajin krupuk kromolio ternyata juga bernasib sama. At the moment, perajin di Desa/Kecamatan Tegalsari usahanya mulai tersendat karena kesulitan bahan baku. “Krupuk kromolio itu bahan dari singkong,” cetus Abdul Majid, 50, perajin krupuk asal Desa Tegalsari.
Menurut Majid, dalam menjalankan usaha membuat krupuk kromolio ini, menggunakan singkong dari luar daerah, seperti dari Malang dan sekitarnya. “Singkongnya ini dari Malang, sekarang kiriman gak lancar,” katanya sambil garukgaruk kepala. Singkong dari Malang, light him, harganya itu lebih murah. Besides that, kualitas krupuk yang dihasilkan juga lebih baik. Harga singkong dari Malang itu, kini harganya Rp. 1.200 perkilogramnya. (radar)