Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Memohon Berkah Hujan, Warga di Banyuwangi Gelar Ritual Tiban

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Banyuwangi, tvOnenews.com – Warga di Banyuwangi memiliki tradisi unik di musim kemarau yaitu menggelar ritual Tiban untuk meminta berkah hujan. Tradisi ini digelar di Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring, Senin (2/10). Kegiatan ini menyedot perhatian warga.

Ritual tiban digelar di sebuah tanah lapang. Tiban berasal dari bahasa Jawa yang berarti datang, Harapannya, dengan ritual ini, hujan bisa turun. Tiban adalah adu ketangkasan bermain cambuk. Bahan cambuk terbuat dari lilitan bambu. Pertandingan dimainkan dua orang. Masing-masing memegang cambuk. Prosesi mencambuk dibuat bergiliran. Jika kurang piawai, dipastikan badannya akan terkena cambuk.

Tak jarang, adu cambuk ini memicu luka. Jika luka berdarah, diyakini bisa mendatangkan hujan. Dahulu, tradisi tiban digunakan ajang adu kesaktian. Peserta Tiban tak hanya warga lokal. Banyak warga luar daerah ikut turun laga.  

“Tradisi Tiban ini sekaligus nguri-uri budaya peninggalan nenek moyang, biar tidak tenggelam,” kata Suharto, tokoh warga setempat.

Tiban digelar setelah tengah hari. Rencananya, dilakukan selama 10 hari. Setiap hari, warga turun laga tanpa undangan. Para pemain naik panggung dengan bertelanjang dada. Mereka kemudian adu cambuk bergiliran. Meski terluka, para peserta cukup antusias. Bahkan, ada yang berdarah-darah. 

“Biasanya kalau masih pemula pasti merasakan sakit. Tapi kalau yang sudah sering setelah kena cambuk seperti biasa,” kata Dedi Setiawan, salah satu pemain Tiban.

Meski tradisional, adu cambuk ini tetap menggunakan aturan. Cambuk dilarang mengenai kepala dan bagian vital. Pemain juga menggunakan helm untuk pelindung kepala.

Halaman Selanjutnya :

Selain warga lokal, Tiban diikuti pemain dari luar Banyuwangi. Diantaranya, dari Kabupaten Tulungagung, Blitar, dan Ponorogo. 

source