Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Modal Nekat Terjun dari Atas Kapal Ferry, Anak Logam di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Raup Rp 200 Ribu per Hari

modal-nekat-terjun-dari-atas-kapal-ferry,-anak-logam-di-pelabuhan-ketapang-banyuwangi-raup-rp-200-ribu-per-hari
Modal Nekat Terjun dari Atas Kapal Ferry, Anak Logam di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi Raup Rp 200 Ribu per Hari
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Radarbanyuwangi.id – Ramainya jalur penyeberangan dari Ketapang menuju Gilimanuk pada momen libur Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi anak-anak logam.

Mereka mendapatkan pundi-pundi dari hasil keikhlasan penumpang kapal yang melempar uang ke laut.   

Seperti diketahui, beberapa orang laki-laki nekat menceburkan diri ke laut demi memburu uang koin yang dilemparkan oleh penumpang kapal.

Pemandangan itu kerap dijumpai saat hendak menyeberang di Selat Bali. Para pemburu uang koin dikenal dengan sebutan anak logam.

Selama momen Lebaran, anak-anak logam mendapat berkah. Peningkatan penumpang kapal membuat penghasilan mereka mengalami peningkatan hampir 100 kali lipat.

Setiap harinya mereka mendapatkan uang hampir Rp 200 ribu. ”Alhamdulillah, kalau pas ramai bisa bawa pulang uang Rp 100 ribu lebih setiap hari,” ujar Indra, salah seorang anak logam.

Indra menyebut, momen arus mudik dan balik Lebaran selalu ditunggu-tunggu karena banyak penumpang kapal yang melemparkan uang koin ke laut.

Baca Juga: Tragis, Santri Asal Licin Tewas Setelah Menabrak Truk Pertamina: Begini Kronologinya

”Ada pula yang melemparkan uang kertas, meski nantinya basah terkena air. Lebih mudah uang kertas untuk mengambilnya,” sebut remaja berusia 17 tahun tersebut.

Indra mengaku uang kertas yang didapat memang selalu basah terkena air. Namun, bisa dikeringkan usai dijemur. Setelah dihitung hasilnya memang cukup banyak.

”Saya mulai beroperasi pukul 07.00, terkadang hingga sore hari pukul 16.00. Hasilnya sehari bisa Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, paling banyak Rp 200 ribu,” ucap siswa kelas 1 SMK di Banyuwangi tersebut.

Indra tak sendiri, ada tiga temannya yang ikut menjadi anak logam. Pendapatan dari mengais rezeki di laut tersebut dibagi rata.

”Uangnya dikumpulkan dulu, baru nanti dibagi rata hasilnya. Hasil bersih Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu, terkadang teman saya tidak mendapatkan uang sama sekali,” ungkapnya.

Indra menjelaskan, uang yang didapat tersebut digunakan untuk jajan setiap harinya. Dengan bekerja sebagai anak logam, Indra mengaku bisa sedikit mengurangi beban orang tua.

”Ekonomi keluarga memang sulit, jadi saya hanya berniat membantu keluarga dengan bekerja sebagai anak logam,” ungkapnya polos.


Page 2


Page 3

Radarbanyuwangi.id – Ramainya jalur penyeberangan dari Ketapang menuju Gilimanuk pada momen libur Lebaran menjadi berkah tersendiri bagi anak-anak logam.

Mereka mendapatkan pundi-pundi dari hasil keikhlasan penumpang kapal yang melempar uang ke laut.   

Seperti diketahui, beberapa orang laki-laki nekat menceburkan diri ke laut demi memburu uang koin yang dilemparkan oleh penumpang kapal.

Pemandangan itu kerap dijumpai saat hendak menyeberang di Selat Bali. Para pemburu uang koin dikenal dengan sebutan anak logam.

Selama momen Lebaran, anak-anak logam mendapat berkah. Peningkatan penumpang kapal membuat penghasilan mereka mengalami peningkatan hampir 100 kali lipat.

Setiap harinya mereka mendapatkan uang hampir Rp 200 ribu. ”Alhamdulillah, kalau pas ramai bisa bawa pulang uang Rp 100 ribu lebih setiap hari,” ujar Indra, salah seorang anak logam.

Indra menyebut, momen arus mudik dan balik Lebaran selalu ditunggu-tunggu karena banyak penumpang kapal yang melemparkan uang koin ke laut.

Baca Juga: Tragis, Santri Asal Licin Tewas Setelah Menabrak Truk Pertamina: Begini Kronologinya

”Ada pula yang melemparkan uang kertas, meski nantinya basah terkena air. Lebih mudah uang kertas untuk mengambilnya,” sebut remaja berusia 17 tahun tersebut.

Indra mengaku uang kertas yang didapat memang selalu basah terkena air. Namun, bisa dikeringkan usai dijemur. Setelah dihitung hasilnya memang cukup banyak.

”Saya mulai beroperasi pukul 07.00, terkadang hingga sore hari pukul 16.00. Hasilnya sehari bisa Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, paling banyak Rp 200 ribu,” ucap siswa kelas 1 SMK di Banyuwangi tersebut.

Indra tak sendiri, ada tiga temannya yang ikut menjadi anak logam. Pendapatan dari mengais rezeki di laut tersebut dibagi rata.

”Uangnya dikumpulkan dulu, baru nanti dibagi rata hasilnya. Hasil bersih Rp 70 ribu hingga Rp 100 ribu, terkadang teman saya tidak mendapatkan uang sama sekali,” ungkapnya.

Indra menjelaskan, uang yang didapat tersebut digunakan untuk jajan setiap harinya. Dengan bekerja sebagai anak logam, Indra mengaku bisa sedikit mengurangi beban orang tua.

”Ekonomi keluarga memang sulit, jadi saya hanya berniat membantu keluarga dengan bekerja sebagai anak logam,” ungkapnya polos.