Suasana nasionalisme terasa kuat di Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, saat warga menggelar upacara bendera memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2025. Foto : Hamdan, Relawan Mengajar
BANYUWANGIHITS.ID – Suasana nasionalisme terasa kuat di Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, saat warga menggelar upacara bendera memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2025.
Dusun yang dikenal sebagai kawasan konservasi penyu tertua di Indonesia itu berada jauh di pelosok hutan dengan akses yang sulit. Namun keterbatasan tidak menyurutkan semangat masyarakat dan para pelajar untuk melaksanakan upacara bendera dengan penuh khidmat.
Tahun ini peringatan kemerdekaan mengusung tema “Sakera dan Marlena”. Sebanyak 17 pleton barisan ikut serta, mulai dari pasukan pengibar bendera hingga formasi tambahan yang dilatih secara khusus demi menyemarakkan upacara. Hal ini menjadi bukti bahwa anak-anak pelosok mampu tampil sebagai paskibra bila diberi kesempatan dan pembinaan yang baik.
“Baru mulai pakai paskibra itu tahun 2016. Dulu waktu awal hanya apel saja, dan upacara besar seperti ini baru tahun 2020-an,” ungkap Hamdan, salah satu guru pembina.
Persiapan dilakukan sejak jauh hari. Siswa-siswi SD dan SMP setempat rutin berlatih setiap sore di halaman sekolah. Warga sekitar juga turut terlibat menyiapkan perlengkapan serta memberi dukungan penuh kepada anak-anak.
“Semangat anak-anak luar biasa, bahkan masyarakatnya juga. Meski Sukamade itu pelosok terpencil, ke pusat kota kecamatan aja membutuhkan waktu 1 jam setengah itu paling cepet. Tapi mereka berusaha untuk menciptakan upacara yang mewah dan penuh semarak, pesertanya pun semua kompak dari semua kalangan,” tambahnya.
Upacara berlangsung dengan khidmat. Masyarakat, pelajar, hingga pengelola perkebunan hadir dengan busana seragam, memperlihatkan kekompakan dan kebersamaan.
Perayaan HUT RI di Sukamade membuktikan bahwa keterbatasan akses dan sarana tidak melemahkan tekad generasi muda untuk menghormati jasa para pahlawan. Bahkan, setiap tahun formasi paskibra dan tema yang diangkat selalu berbeda, menunjukkan semangat nasionalisme yang terus tumbuh di pelosok negeri. (Ghaits/Redaksi)
