Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tak Kuat Mendaki Kawah Ijen? Tenang, Ada Troli Angkut 'Lamborghini dan Ferrari'

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Banyuwangi

Kawah Ijen jadi salah satu destinasi favorit saat liburan ke Banyuwangi. Kini mencapai puncak makin mudah, bahkan tanpa jalan kaki.

Panorama Kawah Ijen yang terletak di Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim) mudah sekali menghipnotis mata setiap wisatawan, terlebih pecinta alam. Untuk mencapainya, wisatawan harus mendaki sekitar 1,5 jam, itu pun tak berhenti di pos pendakian.

Bagi yang awam mendaki, tentu saja perlu perjuangan mencapai Kawah Ijen. Wisatawan harus jalan menanjak dari pintu masuk hingga bibir kawah sepanjang kurang lebih 4 km.

Terdapat enam pos pendakian, mulai dari Pos 1 yang berada di dekat pintu masuk hingga Pos 6 dekat bibir kawah. Jalur pendakian ke Kawah Ijen mulai menanjak tajam setelah Pos 3.

“Kalau tidak mau capek, naik troli saja. Tinggal duduk, bisa sambil videoan, foto-foto, tiba-tiba sampai bibir kawah,” kata Rusdi (40), warga Tamansari, Licin, Banyuwangi kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Troli angkut di Kawah IjenTroli angkut di Kawah Ijen Foto: (Audrey Santoso/detikcom)

Rusdi bersama sejumlah temannya memang terlihat membawa troli, yang biasa digunakan untuk mengangkut barang, sejak dari titik awal pendakian. Bedanya troli yang dibawa Rusdi dan kawan-kawannya sudah dimodifikasi dengan alas dan sandaran busa setebal kurang lebih 10 cm.

“Ayo Lamborghini, Lamborghini. Come on Mister, Ferrari, Ferrari,” kata Rusdi dan kawan-kawannya kepada turis-turis asing yang melakukan pendakian.

Lamborghini dan Ferrari yang dimaksud Rusdi dan kawan-kawan adalah troli pengangkut. Tentu saja mereka guyon, para turis pun tertawa seakan menangkap maksud para penjaja jasa ‘transportasi’ dadakan ini.

With trolley, no tired,” kata kawan Rusdi menimpali dan berusaha meyakinkan para pendaki untuk menggunakan jasa dan tenaga mereka.

Troli angkut di Kawah IjenTroli angkut di Kawah Ijen Foto: (Audrey Santoso/detikcom)

Tawaran Rusdi dan kawan-kawannya, yang semula tak digubris para pendaki, akhirnya mulai dilirik saat jalur pendakian makin menanjak tajam, yaitu setelah Pos 3. Pantauan detikcom, banyak wisatawan yang awam mendaki, akhirnya mulai terlibat tawar menawar tarif naik troli hingga ke Kawah Ijen.

“Kalau dari bawah (pintu masuk) sampai ke bibir kawah PP (pergi-pulang) 800 ratus (ribu rupiah). Kalau hanya pulang (turun dari Kawah Ijen) 300 (ribu rupiah),” ujar Rusdi.

Mantan penambang belerang Kawah Ijen ini mengatakan harga turun lebih murah karena tak perlu tenaga sebanyak saat menarik penumpang naik ke atas Kawah Ijen.

“Kalau pas naiknya butuh sekitar 3 sampai 4 orang. Satu yang dorong trolinya dari belakang, 2 atau 3 orang yang tarik trolinya dari depan.Tergantung berat orang yang diangkut,. Pernah saking besarnya (tubuh wisatawan), 1 troli sampai 4 orang yang tarik,” ujar Rusdi.

Meski permukaan jalur pendakian dari Pos 4 menuju bibir Kawah Ijen licin karena tanah berpasir, berbatu di beberapa titik dan makin menyempit, namun Rusdi dan kawan-kawannya nampak lihai melewatinya.

“Sudah biasa (mengangkut beban berat di troli). Dulu kami bisa mengangkut 70 sampai ratusan kilo belerang dengan troli,” ujar Rusdi.

Asal Mula Troli Angkut Wisatawan

Masih kata Rusdi, kehadiran troli-troli di jalur pendakian Kawah Ijen bermula dari seorang turis Prancis yang berwisata ke sana pada 2014. Turis Prancis itu menyumbangkan sejumlah troli untuk para penambang belerang.

“Ada bule Prancis pertama kali kasih sumbangan troli untuk para penambang. Ya mungkin kasihan karena lihat penambang angkat belerang dari atas (Kawah Ijen) ke bawah, pikulan kan dulu. Mungkin ya,” kata Rusdi.

Saat penambang mulai lalu-lalang mengangkut belerang dengan troli, suatu ketika ada wisatawan yang di tengah pendakiannya tak kuat menanjak. Akhirnya, wisatawan tersebut diangkut dengan troli dan memberikan sejumlah uang.

Troli angkut di Kawah IjenRusi, troli angkut di Kawah Ijen Foto: (Audrey Santoso/detikcom)

“Akhirnya ya terinspirasi buat seperti ini (troli untuk mengangkut wisatawan). Dikasih busa supaya nyaman,” Rusdi mengisahkan.

Terakhir, Rusdi mengatakan, dia dan teman-temannya sehari-hari bisa mengangkut satu sampai dua orang wisatawan per troli. Hasil yang didapat dari wisatawan dibagi untuk 6 orang.

“Yang narik troli kan bukan cuma dua orang. Di pos atas gantian yang narik. Jadi (uang) 800 ribu (rupiah) itu dibagi 5 sampai 6 orang. Ya nggak setiap hari (ada yang menumpang troli), rezeki-rezekian saja,” kata Rusdi.

Simak Video “Bule Rusia Pelaku Bom Asap di Kawah Ijen Di-Blacklist
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)





source