GEMAH ripah loh jinawi yang artinya kekayaan alam yang melimpah memang terbukti di Banyuwangi. Bagaimana tidak, segala macam tanaman bisa tumbuh subur. Maka dari itu, hasil pertanian khususnya sayur mampu meningkatkan perekonomian rakyat.
Sebagai contohnya, tanaman sayur di lahan pertanian di Kecamatan Songgon. Hasil panen daerah tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasar, bukan hanya lokal Banyuwangi, melainkan menembus pasar di Pulau Dewata.
Seladah, daun singkong, dan pakis, adalah contoh sayur yang selama ini dipasok ke Bali. Meski harganya ekonomis, tapi permintaan aneka sayur di Bali ternyata sangat tinggi. Tak ayal, permintaan konsumen yang tinggi itu mengakibatkan harga bisa naik.
Selama ini sayur-sayur tersebut telah menjadi kebutuhan bukan hanya pasar tradisional. Tapi, menjadi menu khas di berbagai restoran. Maka dari itu, distribusi sayuran tersebut tidak pernah berhenti dan malah kuota permintaan semakin tinggi.
Biasanya, distribusi segala macam sayuran itu diangkut menggunakan Mitsubishi L 300. Karena permintaan pasar yang besar, maka jumlah kendaraan yang mengirim aneka sayuran itu bukan hanya satu dua unit, melainkan mencapai puluhan.
Distributor sayur, Sudiyono menjelaskan, jika tercatat ada puluhan mobil yang rutin melayani permintaan di pasar Bali. ‘’Ada kalau 22 orang dari Banyuwangi yang menjadi distributor di Bali,’’ terang warga Dusun Pasar, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, itu.
Setiap orang, jelas dia, ada yang mengoperasikan lebih dari satu unit kendaraan. Diprediksi, ada sekitar 50 unit mobil yang bergerak ke Bali. ‘’Pengiriman sayuran itu setiap hari. Berangkat sore, di sana malam, pagi menjelang siang sudah tiba lagi,” katanya.
Menurut dia, khusus sayuran seladah, daun singkong, dan pakis, memang menjadi khas utama hasil petani Kecamatan Songgon. Sebab, aneka tanaman tersebut sangat melimpah. ‘’Sayuran asal Songgon memang sudah terkenal,” terangnya.
Pada musim kemarau ini, masih kata dia, harga sayuran memang tergolong naik. Sebab, sayur seperti pakis sulit dicari. Itu berbeda dengan musim penghujan. “Tapi, tetap saja ada. Ini pakis setiap hari juga kirim,” jelasnya. (radar)