RadarBanyuwangi.id – Kecamatan/Kabupaten Situbondo menjadi salah satu tempat dengan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) tertinggi, yakni sebanyak tujuh pasien selama Januari 2024.
Masyarakat diimbau dapat menjaga kondisi lingkungan rumah selalu bersih dan terbebas dari nyamuk Aides Aigepty.
Data yang dihimpun koran ini, kasus DBD tertinggi kedua adalah Kecamatan Panarukan. Ada empat warganya yang terpapar.
Baca Juga: Polisi RW Selamatkan Pemuda Bungatan Situbondo yang Dihajar Gegara Lakukan Ini
Kepala Dinas (Dinkes) Situbondo, dr. Sandy Hendrayono melalui Kasi P2M, Hari Santoso mengatakan, jumlah kasus DBD didapatkan dari laporan masing-masing puskesmas di Situbondo selama bulan Januari.
Tercatat ada 40 warga yang terpapar penyakit yang bisa berujung kematian ini.
“Hingga akhir bulan Januari 2024, kasus DBD di Situbondo totalnya ada 40 orang yang terpapar. Kasus tertinggi salah satunya adalah wilayah Kecamatan Situbondo,” ujarnya, Senin (5/2).
Hari mengatakan, pasien yang terpapar penyakit DBD melakukan perawatan medis di masing-masing puskesmas.
“Alhamdulillah semua pasien yang terkena DBD sudah sembuh. Tidak ada yang kondisinya sampai parah,” ucapnya.
Baca Juga: Kendarai CB Saat Mabuk, Pejalan Kaki di Desa Dasri Banyuwangi Diseruduk Sampai Tewas
Selain itu, Hari meminta agar masyarakat saat ini sadar terkait pentingnya menjaga kondisi lingkungan rumah agar tetap bersih. Apalagi saat ini hujan di Situbondo cukup intens.
“Yang terpeting itu selalu menguras penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup barang yang menampung air. tempat tersebut menjadi sarang nyamuk DBD,” ucap pria berabut ikal tersebut.
Hari menambahkan, ada beberapa gejala yang perlu diketahui masyarakat ketika terpapar penyakit DBD.
Di antaranya demam tinggi, nafsu makan turun, terasa mual, nyeri ulu hati dan fisik terasa lemah.
Sumber: Jawa Pos Radar Situbondo
Page 2
Page 3
RadarBanyuwangi.id – Kecamatan/Kabupaten Situbondo menjadi salah satu tempat dengan penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) tertinggi, yakni sebanyak tujuh pasien selama Januari 2024.
Masyarakat diimbau dapat menjaga kondisi lingkungan rumah selalu bersih dan terbebas dari nyamuk Aides Aigepty.
Data yang dihimpun koran ini, kasus DBD tertinggi kedua adalah Kecamatan Panarukan. Ada empat warganya yang terpapar.
Baca Juga: Polisi RW Selamatkan Pemuda Bungatan Situbondo yang Dihajar Gegara Lakukan Ini
Kepala Dinas (Dinkes) Situbondo, dr. Sandy Hendrayono melalui Kasi P2M, Hari Santoso mengatakan, jumlah kasus DBD didapatkan dari laporan masing-masing puskesmas di Situbondo selama bulan Januari.
Tercatat ada 40 warga yang terpapar penyakit yang bisa berujung kematian ini.
“Hingga akhir bulan Januari 2024, kasus DBD di Situbondo totalnya ada 40 orang yang terpapar. Kasus tertinggi salah satunya adalah wilayah Kecamatan Situbondo,” ujarnya, Senin (5/2).
Hari mengatakan, pasien yang terpapar penyakit DBD melakukan perawatan medis di masing-masing puskesmas.
“Alhamdulillah semua pasien yang terkena DBD sudah sembuh. Tidak ada yang kondisinya sampai parah,” ucapnya.
Baca Juga: Kendarai CB Saat Mabuk, Pejalan Kaki di Desa Dasri Banyuwangi Diseruduk Sampai Tewas
Selain itu, Hari meminta agar masyarakat saat ini sadar terkait pentingnya menjaga kondisi lingkungan rumah agar tetap bersih. Apalagi saat ini hujan di Situbondo cukup intens.
“Yang terpeting itu selalu menguras penampungan air, mengubur barang bekas, dan menutup barang yang menampung air. tempat tersebut menjadi sarang nyamuk DBD,” ucap pria berabut ikal tersebut.
Hari menambahkan, ada beberapa gejala yang perlu diketahui masyarakat ketika terpapar penyakit DBD.
Di antaranya demam tinggi, nafsu makan turun, terasa mual, nyeri ulu hati dan fisik terasa lemah.
Sumber: Jawa Pos Radar Situbondo