radarbanyuwangi.jawapos.com – Kasus Luar Biasa (KLB) campak mengguncang Kabupaten Sumenep. Hingga Agustus 2025, tercatat 17 anak meninggal dunia akibat penyakit menular itu.
Dari jumlah tersebut, 16 anak tidak pernah diimunisasi, sedangkan satu anak belum lengkap imunisasinya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turun langsung ke lokasi. Ia memimpin rapat teknis penanganan KLB di Kantor Bupati Sumenep, lalu meninjau RSUD dr. Mohammad Anwar untuk menjenguk pasien anak penderita campak.
Baca Juga: Gawat! 2.035 Kasus Campak di Sumenep, 17 Meninggal, Pemprov Jatim Tetapkan KLB
Tak berhenti di situ, Khofifah juga menyaksikan vaksinasi Measles Rubella (MR) kepada sepuluh anak di Pendopo Kabupaten.
“Penanganan KLB harus dilakukan terpadu, baik vertikal maupun horizontal,” tegasnya, Minggu (24/8).
Pemprov Jatim bersama Kemenkes menyiapkan vaksinasi massal Campak-Rubella (ORI) mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025.
Sebanyak 9.825 vial vaksin MR sudah dikirim ke Dinkes Sumenep. Vaksinasi dilakukan di puskesmas, pustu, hingga posyandu.
Dokter spesialis anak RSUD dr. Mohammad Anwar, Anita, menjelaskan peningkatan kasus campak dipicu rendahnya kesadaran masyarakat soal imunisasi.
“Pencegahan utama adalah vaksinasi dasar dan booster. Saat ini kondisi 16 anak pasien stabil, dua di antaranya segera dipulangkan,” jelasnya.
Khofifah menegaskan, kejadian ini jadi pelajaran penting tentang vitalnya imunisasi.
“Kita ingin generasi penerus sehat lahir batin. Mari bersama mengajak masyarakat agar anak-anak divaksin campak rubella,” pungkasnya. (*)