Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Banyuwangi Libatkan Penjual Sayur Keliling Salurkan Makanan ke Balita Stunting

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

NASKAH ID – Untuk mempercepat penurunan stunting di daerahnya, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani libatkan kader Posyandu dan penjual sayur. Warung sayur atau penjual sayur keliling (mlijoan) dilibatkan dalam penyaluran makanan bernutrisi kepada keluarga balita dengan permasalahan tumbuh kembang tersebut.

Adapun kader posyandu setiap hari memantau pelaksanaan dan perkembangannya. Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk memberi tambahan nutrisi bagi ibu hamil berisiko tinggi (bumil risti) dan balita stunting.

Bupati Ipuk mengecek langsung penyiapan program tersebut. Ipuk mengunjungi Ibu Maninten yang putrinya usia 19 bulan memiliki berat badan kurang dari 8 Kg dan tinggi badan hanya 73 cm. Maninten yang tinggal di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, ini setiap hari akan dikirimi sayuran dan bahan makanan berprotein tinggi oleh Suyanto, penjual sayur keliling di lokasi tersebut. 

Baca Juga: Kecamatan Cluring Ranking Satu Kasus Stunting di Banyuwangi

“Saya diberi tugas setiap hari mengirim bahan makanan. Mulai sayuran, lalu ditambah daging ayam, daging sapi, atau telur. Bergantian belanjaan yang dikirim, biar tidak bosan juga,” kata Suyanto kepada Bupati Ipuk di sela-sela kegiatan Bupati Ngantor di Desa di Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, Rabu (25/1/2023). 

Ipuk menjelaskan, pada 2023 ini, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan anggaran Rp 7 miliar untuk intervensi nutrisi ke ibu hamil risiko tinggi dan bayi di bawah dua tahun atau baduta guna mempercepat penurunan stunting

Ipuk menjelaskan anggaran tersebut dialokasikan ke 25 kecamatan, nantinya kecamatan bekerjasama dengan warung atau mlijoan untuk menyalurkan makanan bernutrisi, seperti telor, ikan, ayam, daging kepada bayi dan dan bumil risti. Warung dan mlijoan nantinya akan dibayar oleh tim untuk proses penyalurannya. 

“Jadi dengan program ini, selain bayi dan ibu hamil mendapat tambahan asupan nutrisi, warung-warung dan mlijoan juga mendapat manfaat. Ini juga upaya untuk meninggkatkan ekonomi arus bawah,” jelas Ipuk. 

Untuk memonitor perkembangan balita stunting, kader posyandu atau dasa wisma dilibatkan. Mereka setiap harinya diminta mengunggah data nutrisi yang diterima sasaran dalam sebuah aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting. 

source