Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Buku Lontar Yusup Murub Muncar, Langkah Nyata Banyuwangi Lestarikan Budaya – TIMES Banyuwangi

buku-lontar-yusup-murub-muncar,-langkah-nyata-banyuwangi-lestarikan-budaya-–-times-banyuwangi
Buku Lontar Yusup Murub Muncar, Langkah Nyata Banyuwangi Lestarikan Budaya – TIMES Banyuwangi

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya lokalnya. Salah satu langkah nyata adalah perbitan buku “Lontar Yusup Murub Muncar”, sebuah karya yang menghidupkan kembali naskah kuno sarat makna yang menjadi cermin identitas kultural masyarakat Bumi Blambangan.

Penulis buku, Wiwin Indiarti dan Anasrullah menyerahkan secara langsung karyanya dan diterima oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Banyuwangi, Zen Kostolani, pada Kamis 19 Desember 2024, bertempat di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Banyuwangi.

“Kami bangga atas persembahan buku ini sebagai wujud nyata pelestarian budaya,” kata Kepala Dispusip Banyuwangi, Zen Kostolani, Kamis (19/12/2024).

Penerbitan buku ini adalah bagian dari program pelestarian naskah kuno yang telah berjalan sejak tahun 2020. Program ini telah menghasilkan berbagai publikasi penting, termasuk buku transliterasi dari naskah-naskah kuno lainnya.

“Pada tahun kelima program ini, penerbitan buku ini menjadi tonggak baru yang memperkaya literasi lokal sekaligus memperluas wawasan tentang sejarah dan tradisi Banyuwangi,” ujarnya.

buku-Lontar-2.jpg

Buku ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah upaya untuk menjaga warisan budaya Banyuwangi tetap hidup dan relevan di masa depan. Hadirnya buku “Lontar Yusup Murub Muncar” menjadi pintu bagi masyarakat untuk lebih mengenal kekayaan budaya kota Gandrung.

“Semoga bisa memperkuat literasi lokal, dan merawat identitas budaya kita bersama,” harapnya.

Buku ini merupakan hasil transliterasi dan terjemahan dari salah satu manuskrip penting Banyuwangi yang kaya akan nilai spiritual, keteladanan, dan kearifan lokal.

Dalam setiap lariknya, terdapat pesan tentang keselarasan dengan alam dan kebijaksanaan hidup, membuatnya relevan untuk berbagai generasi.

Maha karya ini juga menjadi pelengkap dari buku “Lontar Yusup – Sumadiya” yang telah diterbitkan pada tahun 2018 dan keduanya merupakan tradisi “Mocoan” yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional pada tahun 2019.

Sementara itu, sang penulis buku, Wiwin Indiarti dan Anasrullah, kompak berharap bahwa karyanya dapat menjadi jembatan antara generasi masa kini dengan warisan leluhur. Dia juga berharap buku tersebut bisa menginspirasi masyarakat untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal.

“Selain menjadi referensi akademis, saya berharap buku ini dapat memperkuat rasa kebanggan terhadap identitas budaya Banyuwangi,” ujar keduanya dengan penuh semangat.

Kehadiran buku “Lontar Yusup Murub Muncar” bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah upaya untuk menjaga warisan budaya Banyuwangi tetap hidup dan relevan di masa depan. Melalui apresiasi terhadap karya masa lalu, Banyuwangi telah menunjukkan langkah nyata dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya untuk generasi mendatang.(*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Ferry Agusta Satrio