RADARBANYUWANGI.ID — Harapan untuk menemukan Bagus Adi Prayoga (22) dalam keadaan selamat pupus sudah.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) itu akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan, Selasa malam (1/7).
Jenazah Bagus ditemukan sekitar pukul 23.00 WIT di perairan Pulau Wahr, Kabupaten Maluku Tenggara, hanya berjarak 0,26 mil laut dari lokasi kecelakaan.
Posisi persisnya berada di koordinat 5°44’31.61″ LS dan 132°39’52.64″ BT.
Begitu ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Karel Sadsuitubun, hanya 15 menit kemudian.
“Dengan ditemukannya korban, maka operasi SAR resmi kami tutup. Terima kasih kepada semua unsur yang terlibat,” kata Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, dalam keterangannya, Rabu (2/7).
Bagus merupakan salah satu dari tujuh mahasiswa UGM yang sedang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Maluku Tenggara.
Mereka mengalami kecelakaan laut pada Senin (30/6), ketika long boat yang mereka tumpangi terbalik usai dihantam gelombang tinggi.
Perahu itu tengah dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, setelah mengambil pasir untuk program revitalisasi terumbu karang.
Di atas kapal, terdapat 12 penumpang: tujuh mahasiswa dan lima warga lokal.
Insiden terjadi sekitar pukul 14.07 WIT. Informasi pertama diterima dari salah satu mahasiswa, Fauziadiah, pada pukul 15.40 WIT.
Tim SAR dari Pos Tual langsung bergerak menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) pada pukul 16.00 WIT dan tiba di lokasi pukul 17.30 WIT.
Upaya pencarian sempat terkendala cuaca buruk. Tim SAR menghadapi hujan sedang, angin kencang dari arah selatan–tenggara berkecepatan 16–30 knot, serta gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter.
Total korban meninggal dunia dalam peristiwa ini ada dua orang. Selain Bagus, satu mahasiswa lain, Septian Eka Rahmadi (21), juga sebelumnya ditemukan tak bernyawa.
Page 2
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID — Harapan untuk menemukan Bagus Adi Prayoga (22) dalam keadaan selamat pupus sudah.
Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) itu akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan, Selasa malam (1/7).
Jenazah Bagus ditemukan sekitar pukul 23.00 WIT di perairan Pulau Wahr, Kabupaten Maluku Tenggara, hanya berjarak 0,26 mil laut dari lokasi kecelakaan.
Posisi persisnya berada di koordinat 5°44’31.61″ LS dan 132°39’52.64″ BT.
Begitu ditemukan, jasad korban langsung dievakuasi ke RSUD Karel Sadsuitubun, hanya 15 menit kemudian.
“Dengan ditemukannya korban, maka operasi SAR resmi kami tutup. Terima kasih kepada semua unsur yang terlibat,” kata Kepala Basarnas Ambon, Muhammad Arafah, dalam keterangannya, Rabu (2/7).
Bagus merupakan salah satu dari tujuh mahasiswa UGM yang sedang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Maluku Tenggara.
Mereka mengalami kecelakaan laut pada Senin (30/6), ketika long boat yang mereka tumpangi terbalik usai dihantam gelombang tinggi.
Perahu itu tengah dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, setelah mengambil pasir untuk program revitalisasi terumbu karang.
Di atas kapal, terdapat 12 penumpang: tujuh mahasiswa dan lima warga lokal.
Insiden terjadi sekitar pukul 14.07 WIT. Informasi pertama diterima dari salah satu mahasiswa, Fauziadiah, pada pukul 15.40 WIT.
Tim SAR dari Pos Tual langsung bergerak menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) pada pukul 16.00 WIT dan tiba di lokasi pukul 17.30 WIT.
Upaya pencarian sempat terkendala cuaca buruk. Tim SAR menghadapi hujan sedang, angin kencang dari arah selatan–tenggara berkecepatan 16–30 knot, serta gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter.
Total korban meninggal dunia dalam peristiwa ini ada dua orang. Selain Bagus, satu mahasiswa lain, Septian Eka Rahmadi (21), juga sebelumnya ditemukan tak bernyawa.