Di Banyuwangi ada salah satu wilayah yang memiliki tradisi unuk saat Hari Raya Idul Adha. Warga Lingkungan Papring, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi memperlakukan sapi kurban dengan istimewa. Sebelum disembelih sapi kurban lebih dulu dihias.
Dimulai sehari sebelum hari raya, warga lebih dulu memandikan sapi-sapi yang akan dikurbankan. Kemudian sapi diberi wewangian dan diistirahatkan. Malam harinya, warga menggelar tasyakuran.
Selanjutnya pada pagi harinya, sapi-sapi di bawa ke dekat lokasi penyembelihan. Sapi juga dirias dengan cara dibedaki, disisir, alis matanya ditebalkan dan diikat tali benang tenun. Tanduk dan kepala sapi juga dilingkari dengan kembang tujuh rupa sebagai tanpa siap dipotong.
“Ini bukan hal yang diwajibkan. Tapi sudah jadi adat dari leluhur kami,” kata salah satu warga, Asnoto.
Asnoto menambahkan, di sekitar tempat tinggalnya, ada dua ekor sapi yang dikurbankan. Yakni sapi dari keluarga Marhumah dan Jawahir. Kedua sapi diperlakukan seperti adat istiadat setempat yang telah digelar bertahun-tahun.
Baca Juga
Selain dihias, punggung sapi juga ditutupi dengan kain putih kafan sebagai simbol untuk mengantar sapi ke kematian. Tradisi “memuliakan” sapi ini juga bertujuan agar hewan kurban tersebut merasa nyaman. Tradisi ini sudah disebut berjalan bertahun-tahun secara turun temurun.
“Nenek-nenek kami dulu berpesan agar kalau kami berkurban dan memiliki rezeki lebih, hewan kurban tersebut dihias, dimandikan, dan diperlakukan baik supaya terlihat baik sebelum disembelih,” ungkapnya.
Setelah tahapan tradisi itu dijalankan, sapi dibawa ke tempat penyembelihan. Warga setempat bergotong royong untuk melaksanakan seluruh proses tersebut. Setelah seluruh prosesnya selesai, daging korban dibagikan kepada warga.
Like