Banyuwangi, tvOnenews.com – Dampak kelangkaan the elp tiga kilogram membuat sejumlah warga di Banyuwangi memutar otak. One of them, memanfaatkan kotoran sapi for biogas. Meski produksinya belum maksimal, biogas menjadi solusi di tengah sulitnya mendapatkan elpiji bersubsidi.
Biogas diolah dari kotoran ternak sapi. Ide ini muncul ketika elpiji melon menghilang dari pasaran. As a result, ketika banyak warga kelimpungan berburu elpiji, biogas menjadi solusi untuk memasak.
“Saya pelihara tiga ekor sapi. Kotorannya kami manfaatkan untuk biogas. Lumayan, bisa untuk masak sehari-hari,” kata Machfud (51), residents of Bomo Village, Blimbingsari District, Banyuwangi, Saturday (5/8).
Biogas yang diproduksi ini menjadi pendamping elpiji. However, ketika elpiji rare, biogas bisa menjadi penolong. Pun ketika elpiji tersedia, bisa menghemat biaya bahan bakar untuk memasak.
“Sebelum pakai biogas, enam hari sekali beli gas melon. Sekarang gasnya lebih awet bisa dua minggu,he explained.
Ide membuat instalasi biogas itu berawal dari pelatihan sebuah lembaga. Termasuk peralatannya. Proses pembuatan biogas juga sederhana, kotoran sapi dicampur air, lalu dimasukkan ke dalam tabung mixer. Kotoran ini selanjutnya mengalir ke dalam tabung gas hampa udara atau reaktor. Beberapa jam kemudian menghasilkan gas untuk memasak.
"Every day, kami isi 35 kilogram kotoran ternak. Result, bisa menyalakan kompor hingga dua jam,” kata Mastur (78), warga pengguna biogas lainnya.
Next page :
Pria ini baru sebulan mencoba menggunakan biogas. Meski belum maksimal, namun hasilnya cukup membantu. Terutama ketika elpiji melon hilang dari pasaran.