sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pasca peristiwa jembatan penghubung Desa Kajarharjo dan Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, ambrol pada Jumat dini hari (28/11),
pemkab segera membangun jembatan darurat untuk mempermudah akses masyarakat di kedua desa.
Sembari menunggu proses pembangunan jembatan darurat rampung, kendaraan roda dua maupun roda empat tidak diperbolehkan melintas di jembatan tersebut.
Direksi Teknik Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi Rustam Effendi mengatakan, penutupan akses itu dilakukan lantaran kondisi tanah yang labil serta rawan terjadi longsor susulan.
“Agar tidak menimbulkan bahaya, langsung kami tutup. Warga bisa melewati jalan alternatif,” cetusnya.
Penutupan tersebut, kata Effendi, berlangsung sampai jembatan darurat yang dijanjikan Dinas PU CKPP Banyuwangi rampung dikerjakan.
“Akan diperbaiki, sementara kami buatkan jembatan darurat dari baja terlebih dahulu,” ungkapnya.
Fendi mengungkap, saat ini Dinas PU CKPP Banyuwangi sudah melakukan pemesanan bahan untuk keperluan jembatan tersebut.
“Nantinya, material akan disusun di gudang kami dan selanjutnya dipasang di lokasi jembatan yang ambrol. Target kami bulan ini jembatan daruratnya sudah bisa dilewati,” tandasnya.
Jembatan darurat itu, lanjut dia, lokasinya berada tepat di jembatan yang rusak. Dengan bentangan 12 meter, kelebaran jembatan darurat hanya dibuat kurang dari tiga meter.
“Ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan harus bergantian,” katanya.
Untuk perbaikan jembatan utama, lanjut dia, masih belum bisa dipastikan kapan akan dikerjakan.
Menurutnya, pembangunan harus melewati proses penganggaran guna belanja material dan ongkos pekerja.
“Saat ini konsultan kami sedang menggambar dan menghitung rencana anggarannya. Tapi dipastikam bisa dibangun 2026 mendatang,” terangnya.
Page 2
Page 3
sumber : radarbanyuwangi.jawapos.com – Pasca peristiwa jembatan penghubung Desa Kajarharjo dan Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, ambrol pada Jumat dini hari (28/11),
pemkab segera membangun jembatan darurat untuk mempermudah akses masyarakat di kedua desa.
Sembari menunggu proses pembangunan jembatan darurat rampung, kendaraan roda dua maupun roda empat tidak diperbolehkan melintas di jembatan tersebut.
Direksi Teknik Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (PU CKPP) Banyuwangi Rustam Effendi mengatakan, penutupan akses itu dilakukan lantaran kondisi tanah yang labil serta rawan terjadi longsor susulan.
“Agar tidak menimbulkan bahaya, langsung kami tutup. Warga bisa melewati jalan alternatif,” cetusnya.
Penutupan tersebut, kata Effendi, berlangsung sampai jembatan darurat yang dijanjikan Dinas PU CKPP Banyuwangi rampung dikerjakan.
“Akan diperbaiki, sementara kami buatkan jembatan darurat dari baja terlebih dahulu,” ungkapnya.
Fendi mengungkap, saat ini Dinas PU CKPP Banyuwangi sudah melakukan pemesanan bahan untuk keperluan jembatan tersebut.
“Nantinya, material akan disusun di gudang kami dan selanjutnya dipasang di lokasi jembatan yang ambrol. Target kami bulan ini jembatan daruratnya sudah bisa dilewati,” tandasnya.
Jembatan darurat itu, lanjut dia, lokasinya berada tepat di jembatan yang rusak. Dengan bentangan 12 meter, kelebaran jembatan darurat hanya dibuat kurang dari tiga meter.
“Ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan harus bergantian,” katanya.
Untuk perbaikan jembatan utama, lanjut dia, masih belum bisa dipastikan kapan akan dikerjakan.
Menurutnya, pembangunan harus melewati proses penganggaran guna belanja material dan ongkos pekerja.
“Saat ini konsultan kami sedang menggambar dan menghitung rencana anggarannya. Tapi dipastikam bisa dibangun 2026 mendatang,” terangnya.







