RADARBANYUWANGI.ID – Sukses digelar sejak 2022, program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) yang digeber Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan, kembali dilanjutkan.
Tahun ini, kick-off alias peluncuran digelar di Dam Talun Bayur, Dusun/Desa Bedewang, Kecamatan Songgon yang memiliki baku sawah 185 hektare, Kamis (19/6).
Kick-off sebagai tanda dimulainya Sekardadu 2025, dilakukan langsung oleh Bupati Ipuk Fiestiandani. Selain itu, hadir pula Sekretaris Dinas PU Pengairan Riza Al Fahroby dan jajarannya.
”Setiap tahun program ini tetap kita lakukan kick-off. Sekardadu merupakan program jangka panjang, tidak bisa dilihat satu atau dua tahun saja,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Menurut Ipuk, program Sekardadu memang dirancang berkelanjutan. Oleh karenanya, program ini terus digelar setiap tahun.
”Ini sudah tahun keempat dilaksanakan. Saya rasa program ini memiliki dampak luar biasa dalam pelestarian sungai karena juga memberikan edukasi supaya masyarakat tidak lagi membuang sampah di sungai,” kata Ipuk di sela kegiatan Bunga Desa di Kecamatan Songgon.
Ipuk menyampaikan, Sekardadu merupakan program pelestarian ekosistem sungai dengan melibatkan banyak pihak, seperti masyarakat dan komunitas, utamanya sekolah.
Di tahun ini, Sekardadu juga menggandeng Sungai Watch. Komunitas ini berkontribusi memberikan trash barrier atau penghalang sampah di sungai.
”Sungai Watch memasang trash barrier, ini menjadi bentuk kolaborasi supaya sungai tetap lestari, dan ekosistemnya terjaga,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Sekretaris Dinas PU Pengairan Banyuwangi Riza Al Fahroby menjelaskan, saat ini ada 123 sekolah yang aktif melaksanakan program Sekardadu.
Ada 68 sungai besar dan 390 saluran sekunder yang masuk target pembersihan.
”Ada 87 sekolah yang aktif mengirim laporan di sistem pelaporan kegiatan Sekardadu,” ungkapnya.
Riza menyebut, ada sejumlah satuan pendidikan yang mendapat penghargaan sebagai bentuk apresiasi keaktifan dalam menjalankan program Sekardadu.
Sekolah itu meliputi SDN 1 Tamansari, SMPN 2 Bangorejo, SMA PGRI Tegaldlimo, dan STIKES Rustida, Glenmore.
Page 2
”Dinas menilai capaian dari sekolah berdasarkan empat indikator. Sekolah dengan pelaksanaan terbaik mendapatkan penghargaan,” katanya.
Empat indikator yang dimaksud Riza yakni promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap tahun program ini selalu disempurnakan.
Di tahun keempat ini, pihaknya memperluas jangkauan yang terlibat dalam Sekardadu. Tidak hanya siswa sekolah, tapi juga komunitas masyarakat.
”Dan ini baru yang pertama kami didukung oleh Sungai Watch yang memasang trash barrier di beberapa sungai. Jadi, ini sifatnya kolaborasi. Sungai Watch berjalan dengan operasionalnya, kami dengan Sekardadu,” terangnya.
Riza berharap, penghargaan kepada sejumlah lembaga pendidikan itu bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan keaktifan dalam program Sekardadu.
”Saya kira semua sekolah sangat luar biasa. Harapan kami tahun ini kita bisa masif dalam menjalankan Sekardadu, dan teman-teman sekolah, aktif melaporkan kegiatan Sekardadunya,” pungkasnya. (sas/abi/c1)
Page 3
RADARBANYUWANGI.ID – Sukses digelar sejak 2022, program Sekolah Rawat Daerah Aliran Sungai (Sekardadu) yang digeber Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan, kembali dilanjutkan.
Tahun ini, kick-off alias peluncuran digelar di Dam Talun Bayur, Dusun/Desa Bedewang, Kecamatan Songgon yang memiliki baku sawah 185 hektare, Kamis (19/6).
Kick-off sebagai tanda dimulainya Sekardadu 2025, dilakukan langsung oleh Bupati Ipuk Fiestiandani. Selain itu, hadir pula Sekretaris Dinas PU Pengairan Riza Al Fahroby dan jajarannya.
”Setiap tahun program ini tetap kita lakukan kick-off. Sekardadu merupakan program jangka panjang, tidak bisa dilihat satu atau dua tahun saja,” terang Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Menurut Ipuk, program Sekardadu memang dirancang berkelanjutan. Oleh karenanya, program ini terus digelar setiap tahun.
”Ini sudah tahun keempat dilaksanakan. Saya rasa program ini memiliki dampak luar biasa dalam pelestarian sungai karena juga memberikan edukasi supaya masyarakat tidak lagi membuang sampah di sungai,” kata Ipuk di sela kegiatan Bunga Desa di Kecamatan Songgon.
Ipuk menyampaikan, Sekardadu merupakan program pelestarian ekosistem sungai dengan melibatkan banyak pihak, seperti masyarakat dan komunitas, utamanya sekolah.
Di tahun ini, Sekardadu juga menggandeng Sungai Watch. Komunitas ini berkontribusi memberikan trash barrier atau penghalang sampah di sungai.
”Sungai Watch memasang trash barrier, ini menjadi bentuk kolaborasi supaya sungai tetap lestari, dan ekosistemnya terjaga,” ujarnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Sekretaris Dinas PU Pengairan Banyuwangi Riza Al Fahroby menjelaskan, saat ini ada 123 sekolah yang aktif melaksanakan program Sekardadu.
Ada 68 sungai besar dan 390 saluran sekunder yang masuk target pembersihan.
”Ada 87 sekolah yang aktif mengirim laporan di sistem pelaporan kegiatan Sekardadu,” ungkapnya.
Riza menyebut, ada sejumlah satuan pendidikan yang mendapat penghargaan sebagai bentuk apresiasi keaktifan dalam menjalankan program Sekardadu.
Sekolah itu meliputi SDN 1 Tamansari, SMPN 2 Bangorejo, SMA PGRI Tegaldlimo, dan STIKES Rustida, Glenmore.