Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Momentum Isra' Mi’raj, Bupati Banyuwangi Ajak Telaah Hikmah di Balik Musibah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGIBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyebut peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad menjadi momentum penting untuk muhasabah diri bagi masyarakat Banyuwangi.

Khususnya dalam menghadapi bencana banjir yang sempat melanda sejumlah kelurahan di Kecamatan Banyuwangi.

Ajakan tersebut diserukan oleh Bupati Ipuk Fiestiandani saat memperingati Isra Mi’raj 1444 H di Masjid Babussalam, Sekretariat Daerah Banyuwangi.

“Jadikan momen Isra Mi’raj ini untuk muhasabah, merefleksikan diri. Terutama dalam menghadapi cobaan, seperti banjir dan longsor beberapa waktu lalu,” ajaknya.

Isra Mi’raj sendiri, imbuh Ipuk, adalah cara Allah SWT untuk menghibur Nabi Muhammad saat menghadapi ujian yang berat.

Kala itu, Nabi ditinggal wafat istrinya, Siti Khadijah, dan pamannya, Abu Thalib. Untuk menghiburnya, lantas Allah menjalankannya ke Sidratulmuntaha. Di sana, Rasulullah menerima perintah shalat wajib lima waktu setiap hari.

Ipuk-Fiestiandani-b.jpgBupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, saat memperingati Isra Mi’raj 1444 H di Masjid Babussalam, Sekretariat Daerah Banyuwangi. (Foto: Laila Yasmin/TIMES Indonesia)

“Dalam konteks menghadapi cobaan dan, marilah kita jadikan nilai-nilai ajaran shalat sebagai bekal untuk menanggulangi cobaan ini. Salah satu caranya dengan berikhitiar dan bertawakkal,” imbuhnya.

Ikhtiar tersebut, tambah Ipuk, dilakukan dengan empat hal, mulai dari penghijauan kembali kawasan yang menjadi daerah tangkapan hujan, penguatan dan peninggian tangkis di sepanjang sempadan sungai, normalisasi sungai dan rekayasa pengendalian air di sejumlah titik, dan melakukan edukasi warga di sekitar sungai.

“Selebihnya kita berdoa kepada Allah agar Banyuwangi diberikan keselamatan dan dilindungi dari segala macam bencana, Aamiin,” harap Ipuk.

Peringatan Isra Mi’raj tersebut diisi dengan kegiatan shalawat dan doa bersama. Diikuti oleh seluruh jajaran SKPD, camat, kepala desa, tokoh agama, dan masyarakat sekitar.

Selain itu, juga diisi dengan ceramah agama oleh Pengasuh PP Adz-Dzikra Banyuwangi, KH. Ir. Achmad Wahyudi, MH.

Dalam ceramahnya, Kiai Wahyudi menegaskan tentang makna shalat untuk memperkokoh nilai-nilai kehidupan.

“Shalat sejatinya tidak hanya proses menyembah Allah SWT. Tapi, salat itu harus dapat terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Hidup yang tidak merusak lingkungan yang kemudian menyebabkan banjir, umpamanya,” tandasnya. (*)

Pewarta : Laila Yasmin (MG-416)
Editor : Ronny Wicaksono

source