Radarbanyuwangi.id – Para nelayan yang tinggal di pesisir Pantai Grajagan, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo kini banyak yang melaut lagi, Jumat (16/2). Sebelumnya, mereka banyak yang lempar jangkar karena angin besar dan ombak tinggi.
Menjelang pukul 09.00, sejumlah nelayan tampak mulai berdatangan dari tengah laut setelah memburu ikan di daerah Samudera Indonesia.
“Biasa pulang pagi, ikan langsung dijual ke pengepul di pelelangan,” ungkap salah satu nelayan M Alif, 46, warga Dusun Kampung Baru, Desa Grajagan.
Ikan hasil tangkapan nelayan di Samudera Indonesia, terang dia, relatif masih banyak. Ikan yang banyak didapat itu jenis tongkol, layang, dan jenis lainnya.
“Lemuru yang agak sulit, tapi masih ada beberapa ekor,” ujarnya.
Menurut nelayan yang sudah 20 tahun lebih melaut di Laut Selatan itu, hasil tangkapan ikan para nelayan itu tidak menentu setiap musimnya. “Ada waktu musim ikan lemuru, nanti ada lagi musim ikan tongkol, dan seterusnya. Kalau lagi tidak musimnya ya susah dapat ikan jenis tertentu,” katanya.
Berbeda dengan nelayan di Muncar, nelayan di Grajagan menggunakan jenis kapal atau perahu yang lebih kecil.
“Terkadang melaut juga tidak ramai-ramai, satu perahu itu minimal ada dua sampai tiga nelayan,” terangnya.
Meskipun cuaca di darat sedang hujan, Alif mengaku cuaca di tengah laut cenderung tenang dengan ombak yang tidak terlalu tinggi.
“Angin tidak besar, ombaknya biasa, jadi bersyukur masih bisa melaut,” katanya.
Nelayan Grajagan lainnya, Solikhin, 50, menambahkan, sudah tiga bulan terakhir tangkapan ikan nelayan cenderung melimpah.
“Biasanya awal tahun itu susah karena musim hujan, tapi tahun ini ikan banyak,” ujarnya.
Musim hujan, ujar Solikhin, diibaratkan sebagai musim pacekliknya nelayan. Sebab, saat cuaca buruk itu ikan juga sulit ditangkap.
“Tangkapan jadi sepi, tapi biasanya harga ikan malah tinggi,” cetusnya.(gas/abi)