Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pawai Endhog-endhogan, Tradisi Masyarakat Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

pawai-endhog-endhogan,-tradisi-masyarakat-banyuwangi-peringati-maulid-nabi-muhammad-saw
Pawai Endhog-endhogan, Tradisi Masyarakat Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

ngopibareng.id

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW digelar setiap 12 Rabiul Awwal kalender Hijriyah. Di Banyuwangi, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini selalu dirangkai dengan tradisi Endhog-endhogan (telur). Tradisi ini dilakukan hampir di seluruh wilayah Banyuwangi.

Dalam tradisi ini, telur utuh yang telah direbus dihias dengan bunga dari bahan kertas. Kemudian hiasan tersebut ditancapkan di batang pohon pisang yang juga telah dihias. Batang pisang yang telah dihias ini biasa disebut jodhang.

Selanjutnya, jodhang yang telah penuh dengan telur tersebut diarak keliling kampung dan berakhir di masjid setempat. Sepanjang jalur yang dilewati arak-arakan masyarakat mengumandangkan selawat, barzanji, zikir, serta doa bersama.

Tradisi turun-temurun ini sudah berlangsung sejak lama dan diwariskan lintas generasi sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW.

Salah satu tempat yang melaksanakan tradisi ini adalah Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng. Ribuan warga tumpah ruah mengikuti pawai endhog-endhogan sejauh 2,2 km dari Masjid Baiturrahman menuju Kantor Desa Kembiritan, Jumat, 5 September 2025. Mereka membawa aneka jodhang telur hias dengan iringan rebana dan lantunan selawat.

Diantara atraksi yang menarik dari pawai ini adalah replika perahu tumpeng raksasa berisi sekitar seribu hingga dua ribu telur hias karya warga Dusun Krajan Dua. Perahu itu berukuran 6-7 meter, dibuat dengan gotong royong 30-40 warga selama seminggu penuh.

“Kami buat secara swadaya dengan menghabiskan biaya sekitar Rp7 juta, melibatkan 30-40 orang. Kita kerjakan mulai pagi, sore, dan malam selama seminggu. Apa yang kita lakukan ini untuk menyemarakkan Festival Endhog-endhogan,” kata koordinator warga, Taufiq Hidayat.

Panitia Festival Endhog-endhogan Kembiritan, Guntur, mengatakan, tradisi tahun ini lebih meriah dibanding sebelumnya. Tercatat ada 221 kreasi dari tujuh dusun di Kembiritan yang ditampilkan.

“Alhamdulillah setiap tahun tradisi turun temurun ini selalu bertambah meriah. Apalagi Endhog-endhogan Kembiritan ini sudah dua tahun ini masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest),” kata Guntur yang juga Ketua Takmir Masjid Baiturrahman.

Festival ini diikuti lebih dari 1.000 peserta. Usai pawai, festival dilanjutkan dengan pembacaan dzikir maulid dan pengajian umum di Masjid Baiturrahman.

“Sebelumnya, juga diawali dengan gerakan membaca seribu selawat yang sudah kami lakukan sejak awal Rabiul Awal atau yang jatuh pada 25 Agustus lalu,” ungkapnya.

Baca Juga

Pawai Endhog-endhogan dilepas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. Beragam kreasi jodhang bernuansa islami kreasi masyarakat ditampilkan. Ornamen-ornamen menarik seperti replika Ka’bah, perahu tumpeng telur, pohon kurma, hingga unta beserta penunggangnya.

Warga juga membawa plakat berisi nama Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan keluarga beliau, disertai berbagai replika lain yang kian menyemarakkan suasana.

“Endhog-endhog-an ini bukan hanya sekadar festival yang penuh kemeriahan, tetapi juga menjadi wujud cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW,” kata Ipuk.

Ipuk mengapresiasi semangat kebersamaan, gotong royong, dan keguyuban warga yang tetap konsisten menjaga tradisi Endhog-endhogan ini.

“Mudah-mudahan kita semua yang hadir di sini, yang menyemarakkan festival endhog-endhogan, kelak mendapat syafaat Rasulullah SAW,” harapnya.

Dalam kesempatan itu, Ipuk juga berpesan kepada masyarakat Banyuwangi untuk terus menjaga keamanan, kenyamanan, dan kondusifitas daerah.