Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pria Banyuwangi Sulap Limbah Tray Telur Jadi Karya Seni Bernilai Tinggi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

NASKAH ID – Sampah kertas apabila diolah dengan baik akan menjadi sumber cuan pengisi kantong.Alasan itu yang mendasari, Slamet Restu (33), pegiat pentas kesenian jaranan asal Dusun Padang Ulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, menyulap limbah kertas tray telur jadi bahan pembuat topeng jaranan.

Semula, ide Slamet itu muncul saat dirinya melihat banyak limbah tray telur tak terpakai berceceran di pasar.

Baca Juga: Komisi III DPRD Banyuwangi Dorong Pemkab Lebih Gali Potensi Daerah untuk Peningkatan PAD

Walhasil, ia langsung berinisiatif memungut limbah tersebut untuk dijadikan bahan pembuat topeng macan.

“Saya coba, hasilnya lebih bagus. Bahan bakunya juga selalu tersedia, jadi saya lanjutkan,” ujarnya.

Tak hanya bagus, Slamet mengaku hasil yang didapat tak kalah moncer ketimbang bahan baku dari kayu yang biasa pakai. Dan keuntungan yang diperoleh jauh lebih maksimal.

“Tidak ada yang menyangka kalau barong dan macan-macanan buatan saya ini dari limbah. Dan keuntungannya jauh lebih maksimal,” ungkapnya.

Macan-macanan yang dijual oleh Slamet memiliki harga yang bervariasi mulai Rp 650 ribu hingga Rp 950 ribu. 

“Yang paling murah itu hanya dicat biasa, yang harga Rp 850 ribu dilapisi bulu sintetis, sedangkan yang paling mahal dilapisi bulu asli dari kulit kambing,” terangnya.

Baca Juga: DPRD Banyuwangi Berharap Pabrik INKA Mampu Serap Tenaga Kerja Lokal

Sementara itu, untuk harga satu set barong, Slamet menjualnya mulai harga Rp 1 juta sampai Rp 10 juta.

 “Yang paling murah barong kucingan, kemudian yang harganya Rp 3,5 juta barong prejeng, sementara yang termahal itu barong kumbo,” tuturnya.

Ditanya darimana asal ilmu memahatnya itu, Slamet mengaku belajar kepada saudaranya di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. 

“Di sana belajar membuat macan-macanan dan barong dari kertas bekas,” tuturnya.

Hasil belajar membuat kerajinan tersebut kemudian diterapkan Slamet di rumahnya. Dia kembali membuat barong dan macan-macanan dengan media kertas bekas sekitar tahun 2018. 

source