Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bangun Terminal Bandara Rp 50 Miliar

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bBANYUWANGI – Pemerintah daerah akan membangun terminal penumpang Bandar Udara Blimbingsari senilai Rp 50 miliar. Pembangunan terminal berkonsep green arsitektur itu akan direalisasikan pada tahun anggaran 2014 mendatang.
Pembangunan terminal bandara itu akan menggunakan dana sharing APBD Jatim dan APBD Kabupaten Banyuwangi. “Kebutuhan detail anggaran pembangunan terminal bandara itu masih dihitung. Yang jelas, anggarannya tidak akan lebih dari Rp 50 miliar,” ungkap Bupati Abdullah Azwar Anas kemarin (14/11).

Pemkab mengajukan dana sharing pada APBD Pemprov Ja tim sebesar Rp 50 miliar. Hanya saja, permohonan dana sha ring Rp 50 miliar itu tidak di setujui 100 persen, tapi hanya di setujui Rp 30 miliar. “Target kami, sebelum pelaksanaan Por prov Jatim 2015, terminal baru Bandara Balimbingsari su dah beroperasi,” ujar Anas. Jika APBD Pemprov Jatim sudah klir dengan angka Rp 30 miliar, maka sisa dana sekitar Rp 20 miliar akan dicukupi APBD kabupaten.

Anggaran Rp 20 miliar itu akan diambil dari rencana anggaran proyek pembangunan kantor Pemkab Banyuwangi. Pelaksanaan pembangunan ge dung kantor pemkab, kata Bupati Anas, sementara ditunda. Anggaran yang direncanakan untuk pembangunan gedung tiga lantai itu akan dialihkan ke pembangunan terminal bandara. Selain dialihkan ke pembangunan terminal bandara, beber Bupati Anas, sisa anggaran proyek gedung kantor pemkab juga akan dialihkan pada anggaran pembangunan rehab Stadion Diponegoro.

Rehab Stadion Diponegoro akan dituntaskan pada tahun anggaran 2014 atau sebelum Porprov 2015 dilaksanakan. Anggaran Rp 50 miliar untuk membangun bandara, kata Bupati Anas, tergolong sangat murah di Indonesia. Sebab, beberapa daerah lain pembangun bandara rata-rata di atas Rp 400 miliar. “Kabupaten Berau, Kaltim, membangun ban dara dengan anggaran Rp 400 miliar lebih.

Kita hanya akan membangun terminal bandara hanya dengan anggaran Rp 50 miliar,” tegas Anas.  Dia mengklaim pembangunan terminal penumpang bandara berkonsep green arsitektur itu merupakan bangunan bandara yang pertama di Indonesia. Saat ini, belum ada bangunan bandara di Indonesia yang menggunakan konsep green arsitektur.  Pembangunan terminal itu juga didesain dengan ba ngunan hemat energi dan ramah lingkungan.

Karena menggunakan konsep green arsitektur, maka terminal itu didesain seminim mungkin tidak menggunakan lampu pada siang hari dan minim penggunaan air conditioner (AC). Penerangan ruangan akan dirancang dengan memaksimalkan cahaya matahari. Pen dingin ruangan akan mengan dalkan embusan angin melalui sela-sela bangunan. Selain pembangunannya murah, terminal bandara itu juga akan murah operasional dan pe meliharaannya. (radar)