Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pemkab Susun Rencana Induk Potensi Ekonomi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Untuk merangsang percepatan pertumbuhan ekonomi, pemerintah kabupaten (pemkab) menyusun Rencana Induk Potensi Ekonomi (RIPE). Penyusunan FIPE ini bertujuan untuk memetakan dan mengidentifikasi potensi-potensi ekonomi baik secara sektoral maupun spasial.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi, Agus Siswanto menjelaskan, kegiatan pemetaan itu dalam rangka mencermati, mengkritisi, menata dan mengembangkan kelembagaan sebagai respons dari berbagai perubahan sosial, ekonomi yang berkembang “Penataan dan pengelolaan pembangunan terpadu dan berkelanjutan menjadi fokus dalam penyusun RIPE,” ungkap Agus Siswanto.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, kata Agus, perekonomian Banyuwangi menunjukkan perkembangan yang cukup signifi kan. Pertumbuhan ekonomi Banyuwangi melebihi angka tujuh persen yang merupakan angka tertinggi dalam kurun sepuluh tahun terakhir. Selama ini perekonomian Banyuwangi bertumpu pada beberapa sektor utama, meliputi pertanian, perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan berbagai komoditas unggulan seperti sapi, padi, perdagangan, wisata alam, dan industri beras.

Melalui penyusunan RIPE itu, kata Agus, permasalahan yang terjadi pada tiaptiap komoditas unggulan bisa dilihat faktor potensi ekonomi wilayah pada masing-masing komoditas unggulan. Permasalahan yang terjadi dalam faktor ekonomi wilayah adalah pergeseran areal tanaman pangan hortikultura, tidak stabilnya harga jual masing-masing komoditas. Budaya atau kebiasaan selama ini, cenderung merugikan petani dan pelaku usaha.

”Kurangnya usaha pengolahan terhadap beberapa komoditas yang mudah rusak, tingginya biaya transport pemasaran, serta kurangnya inovasi produk jadi persoalan sendiri,” kata Agus. Permasalahan infrastruktur, meliputi pemanfaatan prasarana transportasi yang belum optimal dan buruknya kondisi prasarana jalan menuju beberapa wilayah sentra pertanian, perikanan dan objek wisata.

Ke depan, pembangunan ekonomi diarahkan pada enam kebijakan utama. Enam kebijakan itu meliputi, meningkatkan perekonomian berdasarkan keunggulan daerah khususnya melalui pengembangan agrobisnis dan ekowisata, meningkatkan ketersediaan SDM berkualitas dan berdaya saing berbasis Iptek.

Menguatkan kelembagaan ekonomi, mengembangkan konektivitas wilayah, meningkatkan peran masyarakat dalam aktivitas ekonomi dan menyelenggarakan pemerintahan dan fungsi pelayanan publik yang prima secara profesional. “Dalam RIPE ada cluster-cluster berdasarkan potensi komoditas unggulan maupun cluster yang berbasis wilayah kecamatan,” tambahnya. (radar)