Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

40 Menit Krusial KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Berangkat lalu Tenggelam

40-menit-krusial-kmp-tunu-pratama-jaya-sebelum-berangkat-lalu-tenggelam
40 Menit Krusial KMP Tunu Pratama Jaya Sebelum Berangkat lalu Tenggelam

BANYUWANGI, KOMPAS.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memaparkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya memiliki 40 menit krusial sebelum berlayar dan kemudian tenggelam.

Waktu 40 menit yang dimaksud adalah saat proses pemuatan kendaraan ke dalam kapal. Pada waktu-waktu tersebut, tak ada sumber daya yang mampu mendeteksi hazard atau potensi bahaya.

“Kapal memiliki port time 40 menit. Semua serba terburu-buru, pasti ada yang tertinggal, ada regulasi tidak terjalankan,” kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, Selasa (22/7/2025).

Baca juga: KNKT: KMP Tunu Pratama Jaya Bawa Muatan 3 Kali Lipat dari Batas Kemampuan

Sehingga, seluruh pihak yang terlibat tak mampu mendeteksi potensi bahaya yang sudah ada di depan mata.

Di antara tanda-tanda bahaya tersebut adalah tidak dibuatnya rencana pemuatan kendaraan ke dalam kapal sehingga kapal kelebihan muatan hingga tiga kali lipat dari seharusnya.

“Tidak dibuat rencana pemuatan, stabilitas kapal tidak diketahui,” ujarnya.

Baca juga: Saling Lempar Tanggung Jawab Soal Kekacauan Manifes KMP Tunu Pratama Jaya

Selain itu, kendaraan yang masuk ke kapal tidak dilakukan proses pengikatan atau lashing, yang berfungsi untuk menjaga muatan tetap aman dan tak bergeser selama berlayar, khususnya saat menghadapi gelombang tinggi.

Soerjanto mengatakan, berdasarkan hasil wawancara kru kapal, pukul 22.45 WIB pemuatan selesai dilakukan dan kapal bertolak dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali pada 22.51 WIB.

“Tidak ada anomali kemiringan, semua seperti normal, seperti normal,” katanya menegaskan.

Mesin beroperasi normal, visibilitas baik, tidak hujan, tidak berkabut. Namun pada menit ke-30 setelah bertolak, semuanya berubah menjadi ketegangan. Mualim kapal yang ada di anjungan kapal mulai merasakan kemiringan kapal.

Juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin.

“Ini juga hazard (peringatan risiko bahaya). Kenapa bisa masuk, harusnya pintu kamar mesin tertutup karena ruang kedap, tapi nyatanya terbuka,” ungkapnya.

Juru minyak jaga yang berada di kamar mesin juga melihat hal yang sama dan segera berlari. Sementara mualim jaga memerintahkan awak kapal untuk mengarahkan penumpang menggunakan life jacket dan menyiapkan evakuasi.

Mualim jaga juga membangunkan nakhoda yang sedang tidur untuk kemudian mengambil alih dan menyiarkan panggilan darurat melalui radio.

“KKM melihat kendaraan bergeser dan bertumpuk ke sisi kanan. Kemiringan terus bertambah, awalnya perlahan kemudian semakin cepat,” ujarnya.

Beberapa menit setelah panggilan darurat, menurut keterangan kapal di sekitarnya, kapal mulai tenggelam didahului bagian buritan dan miring ke kanan.

Dari paparan tersebut, Soerjanto berharap, tidak terdeteksinya hazard di pelayaran KMP Tunu Pratama Jaya dapat menjadi pengingat dan bahan perbaikan.

“Kita harapkan kepedulian terhadap keselamatan dapat mendeteksi kelemahan-kelemahan pengawasan ini,” pesannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.