Detik.com
Surabaya –
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia. Bahasa ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Timur.
Banyak keunikan dari bahasa Jawa yang harus kamu tahu. Keunikan-keunikan ini akan menjadikan penutur bahasa Jawa semakin bangga.
Keunikan Bahasa Jawa
Berikut ini detikJatim telah merangkum tujuh keunikan bahasa Jawa. Yuk Simak penjelasannya!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Bahasa Jawa memiliki kata padat
Kata padat yang dimiliki bahasa Jawa sebenarnya merupakan hal sepele. Namun pengetahuan mengenai ini sangat bermanfaat untuk penuturnya, yaitu suku Jawa.
Kata padat ini seperti ringkasan yang jelas dari kalimat bahasa Indonesia. Gunanya untuk mempermudah seseorang dalam memahami pembicaraan yang lebih spesifik.
Contoh:
- Jatuh ke belakang: Geblak
- Jatuh ke depan: Jelungup/nyungsep
- Jatuh dari atas: Ceblok
- Jatuh ke samping: Goleng
2. Bahasa Jawa memiliki persamaan kata, namun beda arti
Bahasa Jawa memiliki kata yang sama di setiap istilah. Namun hal ini memiliki arti yang berbeda.
Oleh karena itu, kata-kata ini dapat mudah dipahami apabila sudah menjadi kalimat lengkap. Apabila tidak dijadikan dalam sebuah kalimat, maka seseorang yang diajak bicara pasti akan kebingungan.
Contoh 1:
Ketoprak: kesenian
Contoh kalimat: Aku kepingin ndelok ketoprak bareng kanca-kancaku (Aku ingin melihat ketoprak bersama teman-temanku)
Ketoprak: makanan
Contoh kalimat: Aku karo adik tuku ketoprak ning pasar (Aku bersama adik beli ketoprak di pasar).
Contoh 2:
Bledug: debu
Contoh kalimat: Sedino iki mripatku kenek bledug saka rattan (Seharian ini mataku terkena debu dari jalan)
Bledug: anak gajah
Contoh kalimat: Bledug kui goleki babone (Anak gajah itu mencari induknya)
3. Bahasa Jawa memiliki banyak turunan kata
Bahasa Jawa memiliki beragam kata. Sehingga hal ini menjadikan bahasa Jawa memiliki banyak turunan kata.
Misalnya dari kata padi bisa diturunkan menjadi beberapa kata. Simak beberapa contoh berikut ini.
Pari
Penyebutan kata pari (padi) merupakan kata yang merujuk pada padi yang masih jadi pohon.
Gabah
Penyebutan kata gabah (padi) merujuk pada padi yang sudah dipetik
Beras
Penyebutan kata beras merujuk pada padi yang sudah dikupas kulitnya.
Menir
Penyebutan kata menir merujuk pada padi apabila sudah menjadi butiran beras.
Sego
Penyebutan kata sego (nasi) merujuk pada beras yang sudah dimasak.
Upo
Penyebutan kata upo berasal dari kata sego (nasi) apabila cuma terdapat satu butir nasi.
Karak
Penyebutan kata karak merujuk pada kata sego (nasi) apabila sudah kering.
4. Bahasa Jawa memiliki huruf tersendiri
Bahasa Jawa memiliki huruf sendiri yang berbeda dari bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya, yaitu huruf Hanacaraka.
Huruf Hanacaraka memiliki huruf-huruf khusus dengan aksara Jawa yang merupakan turunan dari aksara Brahmi. Aksara Brahmi ini kemudian berkembang pada zaman Hindu-Budha. Jadi, bahasa Jawa tidak hanya bisa ditulis menggunakan huruf Latin saja.
5. Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa
Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan orang lain yang berbeda umur, jabatan, golongan, dan lain sebagainya. Perbedaan penuturan tingkatan ini digunakan untuk menghormati lawan bicara tersebut agar terkesan sopan.
Berikut tingkatan bahasa dalam bahasa Jawa:
Bahasa Jawa ngoko
Tingkatan bahasa ini mencerminkan rasa tak ada jarak atau segan antara satu sama lain. Tingkatan bahasa ini biasanya dituturkan oleh orang yang sudah akrab atau sesama umur.
Bahasa Jawa madya
Tingkatan bahasa ini merupakan tingkatan menengah antara ngoko dan krama. Tingkatan ini menunjukkan rasa sopan dalam taraf sedang. Jadi tidak terlalu kasar atau terlalu halus.
Bahasa Jawa krama
Tingkatan bahasa ini merupakan tingkatan paling tinggi yang biasanya digunakan kepada orang yang derajat lebih tinggi atau belum dikenal. Bahasa krama ini merupakan bahasa paling sopan dan halus.
6. Bahasa Jawa masuk dalam Google Translate
Meskipun merupakan bahasa daerah, namun bahasa Jawa masuk dalam Google Translate. Jadi, apabila kamu ingin mencari arti dari kalimat bahasa Jawa maka bisa mencarinya di Google Translate.
7. Bahasa Jawa memiliki banyak dialek
Banyaknya dialek pada bahasa Jawa disebabkan karena adanya penyebaran penduduk. Dialek-dialek ini biasanya muncul di beberapa daerah.
Mengutip laman Kemdikbud, terdapat 4 dialek yang tersebar di daerah Jawa Timur. Berikut persebaran dialek di Jawa Timur.
Dialek Jawa Timur
Dialek Jawa Timur menyebar di sekitar Surabaya, ke arah timur sampai ke Jember, ke arah selatan sampai Kabupaten Malang, dan ke arah Barat sampai Bojonegoro.
Dialek Osing
Dialek Osing dituturkan di Kabupaten Banyuwangi. Khususnya di kecamatan Banyuwangi, Srono, dan Kalipuro.
Dialek Tengger
Dialek Tengger dituturkan oleh masyarakat di Tengger. Khususnya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.
Dialek Solo-Yogya
Dialek Solo-Yogya dituturkan oleh masyarakat di Madiun dan sekitarnya, sampai ke arah barat (ke Jawa Tengah).
Demikian informasi mengenai 7 keunikan bahasa Jawa. semoga dapat bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh Nadza Qur’rotun A, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Simak Video “Viral! John Lennon Ubah Lirik ‘Imagine’ Jadi Bahasa Jawa“
[Gambas:Video 20detik]
(sun/fat)